Pembantaian Rengat

Pembantaian Rengat
Bagian dari Agresi Militer Belanda II
200km
124miles
Rengat
  
Peta
LokasiRengat, Riau, Hindia Belanda
Tanggal5 Januari 1949 (1949-01-05)
Jenis serangan
pembantaian
Korban tewas
80-400 (klaim Belanda)[1]
1.500-2.600 (klaim Indonesia)[2]
Korbanmiliter, pegawai negeri, sipil
PelakuKorps Speciale Troepen (KNIL)
  • l
  • b
  • s
Revolusi Nasional Indonesia
1945
  • Bersiap
    • Kotabaru
    • Semarang
  • Medan
  • Surabaya
  • Kolaka
  • Ambarawa
  • Cumbok

1946

1947–1948

1949

Bagian dari seri mengenai
Sejarah Indonesia
Manusia Jawa 1.000.000 BP
Manusia Flores 94.000–12.000 BP
Bencana alam Toba 75.000 BP
Kebudayaan Buni 400 SM
Kerajaan Kutai 400–1635
Kerajaan Tarumanagara 450–900
Kerajaan Kalingga 594–782
Kerajaan Melayu 671–1347
Kerajaan Sriwijaya 671–1028
Kerajaan Sunda 662–1579
Kerajaan Galuh 669–1482
Kerajaan Mataram 716–1016
Kerajaan Bali 914–1908
Kerajaan Kahuripan 1019–1045
Kerajaan Janggala 1045–1136
Kerajaan Kadiri 1045–1221
Kerajaan Singasari 1222–1292
Kerajaan Majapahit 1293–1478
Penyebaran Islam 800–1600
Kesultanan Peureulak 840–1292
Kerajaan Haru 1225–1613
Kesultanan Ternate 1257–1914
Kesultanan Samudera Pasai 1267–1521
Kerajaan Kaimana 1309–1963
Kesultanan Gowa 1320–1905
Kesultanan Limboto 1330–1863
Kerajaan Pagaruyung 1347–1833
Kesultanan Brunei 1368–1888
Kesultanan Gorontalo 1385–1878
Kesultanan Melaka 1405–1511
Kesultanan Sulu 1405–1851
Kesultanan Cirebon 1445–1677
Kesultanan Demak 1475–1554
Kesultanan Bolango 1482–1862
Kesultanan Aceh 1496–1903
Kesultanan Banten 1526–1813
Kesultanan Banjar 1526–1860
Kerajaan Kalinyamat 1527–1599
Kesultanan Johor 1528–1877
Kesultanan Pajang 1568–1586
Kesultanan Mataram 1586–1755
Kerajaan Fatagar 1600–1963
Kesultanan Bima 1620–1958
Kesultanan Sumbawa 1674–1958
Kesultanan Kasepuhan 1679–1815
Kesultanan Kanoman 1679–1815
Kesultanan Siak 1723–1945
Kesunanan Surakarta 1745–1946
Kesultanan Yogyakarta 1755–1945
Kesultanan Kacirebonan 1808–1815
Kesultanan Deli 1814–1946
Kesultanan Lingga 1824–1911
Kolonialisme Eropa
Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Jeda kekuasaan Prancis dan Britania 1806–1815
Hindia Belanda 1800–1949
Kemunculan Indonesia
Kebangkitan Nasional 1908–1942
Pendudukan Jepang 1942–1945
Revolusi Nasional 1945–1949
Kemerdekaan
Hari Patriotik 23 Januari 1942 1942
Revolusi Nasional Indonesia 1945–1949
Masa Kemerdekaan 1945–1949
Republik Indonesia Serikat 1949–1950
Demokrasi Liberal 1950–1959
Demokrasi Terpimpin 1959–1965
Transisi 1965–1966
Orde Baru 1966–1998
Reformasi 1998–sekarang
Garis waktu
 Portal Indonesia
  • l
  • b
  • s

Pembantaian Rengat (Belanda: Bloedbad van Rengatcode: nl is deprecated ) atau dikenal pula sebagai Tragedi 5 Januari 1949 merupakan peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda di Rengat, Riau pada akhir periode Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada 5 Januari 1949. Belanda menyerang Rengat pada pagi hari. Untuk menduduki Rengat, Belanda menerjunkan sebanyak 180 pasukan khusus Korps Speciale Troepen di bawah letnan Rudy de Me. Mereka melakukan penjarahan, pemerkosaan, dan eksekusi terhadap para anggota TNI, pegawai negeri, dan warga sipil.[3][4] Mayat para korban dibuang di Sungai Indragiri.[2][5]

Jumlah korban

Berapa jumlah korban tewas dalam pembantaian Rengat masih dalam perdebatan. Terdapat selisih angka yang jauh antara sumber Indonesia dan dokumentasi Belanda. Sumber Indonesia yang didasarkan pada penuturan lisan menyebut hampir 2.000 orang tewas.[6][7][8][9][10]>[3] Adapun dokumentasi Belanda dalam Memorandum Excessennota (Nota Ekses) pada 1969 menyebut keseluruhan korban berjumlah 80 orang.[1] Angka ini didasarkan pada laporan seorang jaksa Belanda yang bertanggung jawab di daerah Riau. Jaksa tersebut mengatakan jumlah korban tewas dalam pembantaian Rengat telah diperbesar "luar biasa" oleh para narasumber yang berat sebelah.[3]

Di Rengat, terdapat sebuah tugu peringatan yang memuat daftar nama 186 korban tewas. Namun, pada bagian atas daftar tertulis "kurang lebih 1.500 orang" meninggal. Penulis Indonesia yang menulis tentang pembantaian Rengat sepakat bahwa korban tewas mencapai ribuan orang.[3]

Seorang saksi mata Wasmad Rads dalam memoarnya Lagu Sunyi dari Indragiri menulis, mereka yang ditangkap oleh pasukan Belanda dikumpulkan dan dibariskan di bantaran sungai Indragiri. Satu per satu, mereka ditembaki dari belakang hingga tercebur ke air. Wasmad berhasil melarikan diri ke hutan, sebelum akhirnya ditangkap oleh tentara KNIL dan dipenjara hingga pengakuan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949.[5]

Di antara nama korban tewas dalam pembantaian Rengat adalah ayah dari seorang penyair Indonesia terkenal Chairil Anwar, Toeloes, yang saat itu menjabat sebagai Bupati Indragiri.[11]

Peringatan

Setiap tahunnya, peristiwa Pembantaian Rengat diperingati oleh Pemerintah Indragiri Hulu dan masyarakat sebagai hari bersejarah.[12] Tanggal 5 Januari 1949 sempat dijadikan sebagai tonggak hari jadi Kabupaten Indragiri Hulu oleh sebagian kalangan, tetapi akhirnya menuai polemik karena dinilai melukai keluarga masyarakat yang menjadi korban.[13]

Referensi

  1. ^ a b "'Meer doden bij Nederlandse acties op Sumatra in 1949'", Nederlandse Omroep Stichting, 13 Februari 2016. Diakses pada 18 Oktober 2020.
  2. ^ a b "Ook zuiveringsacties in Rengat, Riau" Diarsipkan 2019-12-26 di Wayback Machine., IndonesiëNU, 9 November 2013. Diakses pada 18 Oktober 2020.
  3. ^ a b c d Hoek, Anne-Lot. "Rengat, 1949 (Part 1)", Inside Indonesia, 12 September 2016. Diakses pada 18 Oktober 2020.
  4. ^ "Pembantaian Kilat di Rengat". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-10-18. 
  5. ^ a b arman, dedi (2019-01-11). "Tragedi Rengat Berdarah 5 Januari 1949 dalam Ingatan". Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-19. 
  6. ^ Hoek, Anne-Lot (2016-02-13). "Ook op Sumatra richtte Nederland een Bloedbad aan". NRC Handelsblad. 
  7. ^ Hoek, Anne-Lot (2016-09-12). "Rengat 1949, (Bagian 1)". Inside Indonesia. 
  8. ^ Hoek, Anne-Lot (2016-09-12). "Rengat 1949, (Bagian 2)". Inside Indonesia. 
  9. ^ Hoek, Anne-Lot (2016-09-12). "Rengat 1949, (Part 1)". Inside Indonesia. 
  10. ^ Hoek, Anne-Lot (2016-09-12). "Rengat 1949, (Part 2)". Inside Indonesia. 
  11. ^ Hari Ini 68 Tahun Silam, 2.600 Warga Rengat Dibantai Belanda, Termasuk Ayah Penyair Terkemuka Chairil Anwar, Potret News Riau, 5 Januari 2017. Diakses pada 18 Oktober 2020.
  12. ^ Safei, Mawar; Abdul Rahim, Qurratul ‘Ain (9 Juni 2020). "Perenungan Diri dari Sisi Pendekatan Seni dalam 77 Tuju: Siri Ingatan kepada Kawan Karya Zaen Kasturi". Malay Literature. 33 (1): 123–148. doi:10.37052/ml.33(1)no7. ISSN 0128-1186. 
  13. ^ Syukur, M (2015-01-06). Gunawan, Rizki, ed. "Saat Kota Rengat Riau Digempur Belanda pada 1949". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-10-18. 

Lihat pula

  • l
  • b
  • s
Sejarah konflik di Indonesia
Konflik politik
Konflik sosial
Konflik sumber daya alam
Kejahatan kemanusiaan
Terorisme
  • Templat:Terorisme di Indonesia