Subroto

Rektor Universitas PancasilaMasa jabatan
1995–2004
Sebelum
Pendahulu
Awaloedin Djamin
Pengganti
Edie Toet Hendratno
Sebelum
Daftar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-7Masa jabatan
29 Maret 1978 – 21 Maret 1988PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Mohammad Sadli
Pengganti
Ginandjar Kartasasmita
Sebelum
Daftar Menteri Ketenagakerjaan Indonesia [note 1]Masa jabatan
11 September 1971 – 29 Maret 1978PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
M. Sarbini
Pengganti
Harun Zain
Radius Prawiro
Bustanil Arifin
Informasi pribadiLahir(1923-09-19)19 September 1923
Sewu, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah, Hindia BelandaMeninggal20 Desember 2022(2022-12-20) (umur 99)
JakartaKebangsaanIndonesiaSuami/istriTrisnawatiAnak
  • 1. Aswin Kartiko
  • 2. Baruno Sapto
  • 3. Hananto Seno
Alma materUniversitas IndonesiaPekerjaanAkademisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Dua (Purn.) Prof. Dr. Soebroto, M.A. (19 September 1923 – 20 Desember 2022)[1] adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Transmigrasi dan juga pernah menjabat sebagai Sekjen OPEC.[2]

Riwayat hidup

Raden Soebroto dilahirkan pada tanggal 19 September 1923 di Kampung Sewu, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Martosuwignyo dan ibu Sindurejo. Setelah lulus dari HIS, Subroto melanjutkan sekolah di MULO dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Situasi pada saat itu memaksa Subroto mendaftarkan diri masuk PETA. Sayangnya, ia harus ditolak karena terlalu kurus.[3]

Pada tanggal 1 November 1945, ia diterima sebagai kadet (taruna) di Militer Academie (MA) di Yogya. Ada kebanggaan karena dari 197 angkatan pertama ia adalah lulusan terbaik II dan menyandang pangkat Letnan II pada tahun 1948. Sebagai tentara Subroto bersama rekan-rekannya seperti Wiyogo Atmodarminto, Soesilo Soedarman, Himawan Sutanto, Ali Sadikin, Yogi Supardi, dan Sayidiman Suryohadiprodjo ikut berperan dalam perang kemerdekaan.[3]

Setelah perang usai, Subroto kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), lulus propaedeutisch-examen (lulus tingkat II) pada bulan Februari 1952,[4] hingga lulus candidaats-examen (lulus tingkat IV - Sarjana Muda) pada bulan Maret 1955.[5]

Selama di kampus ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yang mempertemukannya dengan perwakilan Universitas McGill yang sedang berada di Indonesia untuk mencari kandidat yang berminat dalam program pertukaran mahasiswa untuk kuliah di Universitas McGill, Montreal, Kanada. Akhirnya ia terpilih dan mendapatkan beasiswa penuh untuk program pascasarjana di bidang foreign trade (perdagangan luar negeri) - suatu bidang utama yang menarik pada saat itu. Subyek tesisnya adalah analisis persyaratan perdagangan dengan studi kasus Indonesia dengan judul "Indonesian Terms of Trade after the Second World War". Sejak tahap itu ia menyadari betapa pentingnya sumber daya mineral dan bahan bakar fosil untuk perekonomian suatu negara seperti Indonesia.[6]

Setelah meraih gelar Master of Arts dari Universitas McGill pada tahun 1956, ia kembali ke Indonesia untuk mengambil program doktor ekonomi di UI, di mana ia bertemu dengan sekelompok ekonom berbakat dan mulai bekerja sama membahas ide-ide baru tentang perekonomian Indonesia. Pada tahun 1958 ia meraih gelar doktor ekonomi dari UI. Selain itu ia juga ditugaskan sebagai dosen Seskoad di Bandung, di mana salah satu muridnya adalah Soeharto.[6]

Setelah Soeharto menjadi Presiden RI, Subroto dan kelompoknya diangkat sebagai penasehat bagi pemerintahan yang baru tersebut. Tugas pertama bagi para penasehat itu adalah mengembangkan cetak biru perekonomian Indonesia yang melahirkan Repelita.[6] Sejak itulah para penasehat ekonomi tersebut diangkat menjadi Menteri di mana Subroto sendiri mula-mula diangkat sebagai Menteri Transmigrasi dan Koperasi (11 September 1971 - 28 Maret 1973), selanjutnya sebagai Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (28 Maret 1973 - 29 Maret 1978), dan Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode kabinet (29 Maret 1978 - 21 Maret 1988).

Pada periode 31 Oktober 1984–9 Desember 1985 ia terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC.[7] Pada tahun 1988, Subroto mendapat kepercayaan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang berkedudukan di Wina, Austria. Dari Wina, Austria ini ia masih sempat memikirkan nasib anak bangsa yang masih terbelit kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dan keterpurukan. Kondisi ini mendorong Subroto dan sekretarisnya, Rizal Sikumbang mendirikan Yayasan Bina Anak Indonesia (YBAI) yang concern di bidang pendidikan. Di usia senja ia terus berkarya dan mengabdi.

Pendidikan

Karier

Tanda Kehormatan[8]

  •  Jerman :
    • Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany (25 Februari 1984)
  •  Yordania :
    • Grand Cordon of the Order of Independence (April 1986)
  •  Austria :
    • Grand Decoration of Honour in Silver with Sash of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria (1995)[9]
  •  Thailand :
    • Knight Grand Cross of the Most Noble Order of the Crown of Thailand (GCCT)

Catatan

  1. ^ Menteri Transmigrasi dan Koperasi (11 September 1971-28 Maret 1973); Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (28 Maret 1973-29 Maret 1978).

Referensi

  1. ^ Hidayat, Ali Akhmad Noor (2022-12-20). "Menteri Energi Era Soeharto Prof. Subroto Meninggal Dunia, Usia 99 Tahun". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-21. 
  2. ^ "Kabar Duka, Tokoh Minyak Indonesia Prof Subroto Meninggal Dunia". Bisnis.com. 2022-12-20. Diakses tanggal 2022-12-21. 
  3. ^ a b R Soebroto, Prof. DR b. 19 September 1923
  4. ^ (Belanda) "Examens" dalam Harian Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie edisi 23 Februari 1952 Tahun ke-100 No.158.
  5. ^ (Belanda) "Universitaire-examens" dalam Harian De nieuwsgier edisi 9 Maret 1955 Tahun ke-10 No.159.
  6. ^ a b c (Inggris) Interview with Dr. Subroto, Founder, BIMASENA.
  7. ^ (Inggris) Secretaries General of OPEC. Diarsipkan 2014-09-20 di Wayback Machine.
  8. ^ Mustofa Kamil Ridwan, Parni Hadi, Indonesia (2004). Subroto, tak kenal lelah. Indonesia: Yayasan Bina Anak Indonesia. hlm. 40.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^ "Eingelangt am 23.04.2012 : Dieser Text wurde elektronisch übermittelt. Abweichungen vom Original sind möglich. Bundeskanzler Anfragebeantwortung" (PDF). Parlament.gv.at. Diakses tanggal 10 February 2019. 

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Subroto (politician).
Jabatan politik
Didahului oleh:
M. Sarbini
Menteri Transmigrasi dan Koperasi Indonesia
1971–1973
Digabungkan dengan Menteri Tenaga Kerja
Didahului oleh:
Mohammad Sadli
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
1973–1978
Diteruskan oleh:
Harun Al-Rasjid Zain
sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Diteruskan oleh:
Radius Prawiro
sebagai Menteri Perdagangan dan Koperasi
Diteruskan oleh:
Bustanil Arifin
sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi
Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia
1978–1988
Diteruskan oleh:
Ginandjar Kartasasmita
  • l
  • b
  • s
Kabinet Pembangunan I (1968–1973)
Mendagri: Basuki Rahmat, Amir Machmud • Menlu: Adam Malik • Menhankam/Panglima ABRI: Soeharto, Maraden Panggabean • Menhak: Oemar Senoadji • Menteri Penerangan: Boediardjo • Menkeu: Ali Wardhana • Mendag: Sumitro Djojohadikusomo • Mentan: Thoyib Hadiwidjaja • Menperin: M. Jusuf • Mentam: Sumantri Brodjonegoro • Menteri PUTL: Sutami • Menhub: Frans Seda • Mendikbud: Mashuri Saleh • Menkes: G.A. Siwabessy • Menag: Muhammad Dahlan, Abdul Mukti Ali • Menaker: Mursalin Daeng Mamangung, M. Sadli • Mentranskop: M. Sarbini, Subroto • Mensos: Albert Mangaratua Tambunan, Idham Chalid (Plt.), M. S. Mintaredja • Menteri Ekuin: Sri Sultan Hamengkubuwono IX • Menteri Kesra: Idham Chalid • Menteri PPN/ Ketua BAPPENAS: Sunawar Sukowati, Widjojo Nitisastro • Menpenhukpemmen (dihapuskan sejak Reshuffle Kabinet pada 11 September 1971): M. S. Mintaredja • Menteri PPAN: Harsono Tjokroaminoto, Emil Salim • Jaksa Agung: Sugih Arto • Gubernur Bank Indonesia: Radius Prawiro • Pangkopkamtib: Maraden Panggabean, Sumitro • Mensesneg: Alamsyah Ratu Perwiranegara, Soedharmono
  • l
  • b
  • s
Mendagri: Amir Machmud • Menlu: Adam Malik, Syarief Thayeb (Plt.) • Menhankam/Panglima ABRI: Maraden Panggabean • Menhak: Oemar Senoadji, Mochtar Kusumaatmadja • Menteri Penerangan: Mashuri Saleh, Sudharmono (Plt.) • Menperin: M. Jusuf • Mendag: Radius Prawiro • Menag: Abdul Mukti Ali • Menkeu: Ali Wardhana • Mentan: Thoyib Hadiwidjaja • Mentam: Mohammad Sadli • Menteri PUTL: Sutami • Menhub: Emil Salim • Mendikbud: Sumantri Brodjonegoro, Syarief Thayeb • Menkes: GA Siwabessy • Mensos: M. S. Mintaredja • Menakertranskop: Subroto • Menteri Ekuin/Kepala BAPPENAS: Widjojo Nitisastro • Menteri Kesra: Sunawar Sukowati • Menpan/Waket BAPPENAS: J. B. Sumarlin • Menteri Negara Riset: Sumitro Djojohadikusomo • Jaksa Agung: Ali Said • Gubernur Bank Indonesia: Rachmat Saleh • Pangkopkamtib: Sumitro, Soeharto, Sudomo (Plt.) • Mensesneg: Soedharmono
  • l
  • b
  • s
Menteri muda yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden:
Menteri dan pejabat setingkat menteri yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden:
  • l
  • b
  • s
Kementerian di bawah Menko Ekuin-PP: Ali Wardhana
Menteri dan pejabat setingkat menteri yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden:
  • l
  • b
  • s
Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan
(1959–1966)
Menteri Minyak dan Gas Bumi
(1966)
Menteri Pertambangan
(1966–1978)
Menteri Pertambangan dan Energi
(1978–2000)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(2000–sekarang)
Miring: Pelaksana tugas
Kategori