Suku Simalungun

Artikel ini mengandung Surat Batak. Tanpa dukungan perenderan yang baik, Anda mungkin akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain.
Batak Simalungun

Halak Simalungun
ᯃᯟᯃ᯳ᯅᯖᯃ᯳ᯙᯫᯕᯟᯮᯝᯮᯉᯮ᯳
Bungaran Saragih
Radjamin Purba
Djabanten Damanik
Djaidin Purba
Laurimba Saragih
Marim Purba
Maruli Wagner Damanik
Adrian Pangarapan Damanik
Ahmad Taufan Damanik
Jopinus Ramli Saragih
Yoseph Melanius Purba
Radiapoh Hasiholan Sinaga
Manampin Girsang
Kornelius Sipayung
Jumsadi Damanik
Junimart Girsang
Philemon Sinaga
Alex Janangkih Sinaga
Hamonangan Iskandar Munthe
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatera Utara
(terutama di Simalungun dan Pematangsiantar; selebihnya di Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Medan, dan Tebing Tinggi)
Bahasa
Bahasa Batak Simalungun
Agama
Kelompok etnik terkait

Batak Simalungun (Surat Batak: ᯃᯟᯃ᯳ᯅᯖᯃ᯳ᯙᯫᯕᯟᯮᯝᯮᯉᯮ᯳, transliterasi: Halak Batak Simalungun) merupakan salah satu kelompok etnis Batak yang menyebar dan menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya di Sumatera Utara. Sepanjang sejarah, etnis Batak Simalungun terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan tiga marga pendatang yaitu Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga-marga tersebut menjadi empat marga utama di Simalungun.

Orang Batak Toba menyebut etnis ini sebagai "Si Balungu", dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Batak Karo menyebut etnis ini "Timur", karena bertempat di sebelah timur mereka. Di dalam bahasa Batak Karo, "Simelungen" berarti si sunyi, hal ini disebabkan karena dahulu daerah Simalungun masyarakatnya hidup berjauhan sehingga terlihat sunyi.

Kehidupan masyarakat

Peta pembagian kecamatan Kabupaten Simalungun ke dalam Simalungun Atas dan Simalungun Bawah.[2][3]

Sistem mata pencaharian masyarakat Simalungun adalah bercocok tanam dengan padi dan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. "Marga" memegang peranan penting dalam soal adat Batak Simalungun.

Sistem politik

Pada masa sebelum Belanda masuk ke Simalungun, etnis ini terbagi ke dalam tujuh daerah yang terdiri dari empat kerajaan dan tiga partuanan.[4]

Kerajaan tersebut adalah:

  1. Siantar (menandatangani surat tunduk pada Belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No. 25)
  2. Panei (Januari 1904, SK No. 6)
  3. Dolog Silou
  4. Tanoh Jawa (8 Juni 1891, SK No. 21)

Sedangkan partuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar "tuan") tersebut terdiri atas:

  1. Raya (Januari 1904, SK No. 6)
  2. Purba
  3. Silimakuta

Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah secara swaparaja. Setelah Belanda datang maka ketiga partuanan tersebut dijadikan sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri secara sah dan dipersatukan dalam Onderafdeeling Simalungun.

Bahasa dan aksara

Masyarakat Batak Simalungun menggunakan bahasa Batak Simalungun (bahasa Batak Simalungun: Hata/sahap Batak Simalungun) sebagai bahasa ibu. Derasnya pengaruh dari etnis-etnis di sekitarnya mengakibatkan beberapa bagian dari bahasa Batak Simalungun menggunakan bahasa Melayu, bahasa Batak Karo, bahasa Batak Toba, dan sebagainya. Penggunaan bahasa Batak Toba sebagian besar disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada etnis ini.

Aksara yang digunakan masyarakat Batak Simalungun disebut Surat Sisapuluhsiah.[5][6][7]

Kepercayaan

Bila diselidiki lebih dalam masyarakat Batak Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantra-mantra dari "datu" (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada tiga Dewa yang disebut Naibata, yaitu Naibata di atas (dilambangkan dengan warna putih), Naibata di tengah (dilambangkan dengan warna merah), dan Naibata di bawah (dilambangkan dengan warna hitam). Tiga warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (putih, merah dan hitam) mendominasi berbagai ornamen Batak Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya.

Orang Simalungun percaya bahwa manusia dikirim ke dunia oleh Naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang dapat juga menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang mati sebagai Simagot. Baik Sinumbah maupun Simagot harus diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sesembahan tersebut.[8]

Patung sang Budha menunggang gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada masyarakat Simalungun.

Ajaran Hindu dan Budha juga pernah memengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Buddha yang menunggangi Gajah (Budha).

Saat ini, mayoritas masyarakat Batak Simalungun memeluk ajaran Kristen sekitar 65% (90% Protestan dan 10% Katolik), pemeluk agama Islam cukup signifikan dengan jumlah 34%, dan sekitar 1% masih memeluk sistem kepercayaan tradisional.[1]

Marga

Harungguan Bolon

Rumah Bolon Raja Purba di Pamatang Purba.

Terdapat empat marga asli Batak Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR,[9] yaitu:

  • Sinaga
  • Saragih
  • Damanik
  • Purba

Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara empat raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).

Keempat raja itu adalah:[10]

Raja Nagur bermarga Damanik

Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Batak Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).

Raja Banua Sobou bermarga Saragih

Saragih dalam bahasa Batak Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.

Raja Banua Purba bermarga Purba

Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.

Raja Saniang Naga bermarga Sinaga

Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penyebab Gempa dan Tanah Longsor.

Marga-marga perbauran

Perbauran etnis asli Batak Simalungun dengan etnis-etnis di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga baru.

Selain itu, ada juga marga-marga lain yang bukan marga asli Batak Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari etnis Batak Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butarbutar dan Sirait.

Kekerabatan

Orang Batak Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah karena penentu partuturan (perkerabatan) di Simalungun adalah hasusuran (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga Anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal usul Anda)?"

Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih).

Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), Raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.

Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan (pardihadihaon), dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut:[11]

  • Tutur Manorus/Langsung
Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.
  • Tutur Holmouan/Kelompok
Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun
  • Tutur Natipak / Kehormatan
Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

Pakaian tradisional

Kain tradisional Batak Simalungun disebut Hiou. Penutup kepala laki-laki disebut Gotong, penutup kepala perempuan disebut Bulang, sedangkan yang kain yang disandang ataupun kain samping disebut Suri-suri.

Sama seperti etnis lain di sekitarnya, pakaian adat Batak Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di Batak Karo). Kekhasan pada etnis Batak Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya.

Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain, dan Ulos nya.[12]

Galeri

  • Beberapa motif pinar (ornamen khas Simalungun) pada gedung DPRD Kabupaten Simalungun
    Beberapa motif pinar (ornamen khas Simalungun) pada gedung DPRD Kabupaten Simalungun
  • Pinar Apul-apul, salah satu motif ornamen khas Simalungun.
    Pinar Apul-apul, salah satu motif ornamen khas Simalungun.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b "Simalungun Batak in Indonesia". Joshua Project. Diakses tanggal 3 Maret 2022. 
  2. ^ Laporan Daerah Tingkat II Simalungun, tahun 1963, P. Siantar, 1963, hlm. 2. Dimuat dalam: R.W. Liddle, Suku Simalungun: An Ethnic Group in Search of Representation, dalam Indonesia, Vol. 3, (Apr., 1967), hlm. 1—28.
  3. ^ Cornell South East Asia Program: William R. Liddle, Suku Simalungun: An Ethnic Group in Search of Representation.
  4. ^ J.P. Siboro (ed), 60 tahun Injil Kristus di Simalungun, Pimpinan Pusat GKPS, Pematangsiantar, 1963, hlm. 7.
  5. ^ 80 Tahun Djariaman Damanik, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2000, hlm. 335—336.
  6. ^ J.R. Hutauruk, Kemandirian Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm.164.
  7. ^ F. Marodjahan Purba, Undang-undang ni Surat Simalungun, Kalangan Sendiri, Pamatang Raya, 1974, hlm.1—58.
  8. ^ De Resident der Oostkust op Sumatra, Nota van toelichting betreffende de Simeloengoensche landschappen Siantar, Panei, Tanah Djawa en Raja, Medan, 13 Mei 1909, hal.3—4 dalam Apulman Saragih, Gema Sinalsal, Skripsi STT Jakarta, 1979, hlm.12.
  9. ^ The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history, Kolportase GKPS, Pematang Siantar, 1983, hlm. 6
  10. ^ Pdt Juandaha Raya Purba Dasuha, STh, SIB(Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22 Oktober 2006
  11. ^ Jaumbang Garingging, Palar Girsang, Adat Simalungun, Medan, 1975
  12. ^ Biranul Anas/Jonny Purba, Busana Tradisional Batak, Taman Mini Indonesia Indah
  • l
  • b
  • s
Etnis
Etnis afiliasi
Bahasa dan
aksara
Aksara
Rumpun utara
Alas-Kluet (btz)  • Karo (btx)  • Pakpak (Dairi) (btd)
Rumpun selatan
Angkola (akb)  • Mandailing (btm)  • Simalungun (bts)  • Toba (bbc)
Marga
Agama
  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Sumatra
Batak
Melayu
Minangkabau
Melayu Bukit Barisan Selatan
Melayu Aborigin
Lampung
Kepulauan Barat Sumatera
Lain-lain
Tionghoa
  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Jawa

Baduy Banten Bawean Betawi Ciptagelar Cirebon Peranakan Javindo • Jawa Kalang Kangean Madura Melayu Osing Sunda Tengger

  • l
  • b
  • s

Abui Adang • Adonara • Alor Amarasi • Anakalangu • Atoni Bali Bilba • Bima Blagar Boti Bunak Dela-Oenale • Dengka • Dhao Ende Hamap • Helong Ile Ape • Kabola • Kafoa • Kamang • Kambera • Kedang • Kelon • Kemak Ke'o • Kepo' • Kodi Komodo Kui • Kula • Lamaholot Lamalera Lamatuka • Lamboya Lamma Laura • Lembata Barat • Lembata Selatan • Levuka • Lewo Eleng • Lewotobi • Lio Lole • Melayu Loloan Kupang Larantuka • Mamboru • Manggarai Nage Nedebang • Ngada Ngada Timur • Palue • Rajong • Rembong • Retta • Ringgou • Riung • Rongga Sabu Sasak Sawila • Sika So'a • Sumba Sumbawa Tambora Tereweng • Termanu • Tetun Tewa • Tii • Uab Meto • Wae Rana • Wanukaka • Wejewa • Wersing

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Kalimantan *

Abal Agabag Ampanang • Aoheng Bahau Bakati' • Bekati' Rara • Bekati' Sara • Bakumpai Banjar Basap • Bawo Benyadu' Bentian Benuaq Berau Bidayuh (Biatah • Bukar-Sadong) • Bolongan • Bukit (Pitap) • Bukitan Burusu Dayak Dusun (DeyahMalangWitu) • Embaloh • Iban (MualangSeberuang) • Jangkang • Kanayatn Kayan (Busang • Mahakam • Sungai Kayan • Mendalam • Wahau) • Kebahan Kelabit Kembayan • Keninjal • Kenyah (Kelinyau • Wahau • Lebu' Kulit) • Kohin • Krio Kutai (Kota Bangun • Tenggarong) • Lawangan Lengilu Lun Bawang Ma'anyan Mali Mayau • Melayu Modang • Ngaju (BarangasKatingan) • Okolod • Ot Danum (Limbai) • Paku • Pasir Pesaguan Punan (Aput • BukatHovonganKereho • Merah • Merap • Tubu) • Putoh • Ribun • Sa'ban • Sambas Sanjau Basap • Sanggau Segai • Selungai Murut • Semandang • Sembakung Murut • Siang Murung Tagal Murut • Taman • Tausug Tawoyan • Tidung Tunjung Uma' Lasan • Uma' Lung • Wehea

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Sulawesi

Andio • Aralle-Tabulahan • Bada Bahonsuai • Bajau Balaesang Balantak Bambam • Banggai Bantik Baras • Batui • Behoa Bentong Bintauna • Boano Bobongko • Bolango Bonerate Budong-Budong • Bugis Bungku Buol Busoa • Buton Campalagian • Cia-Cia • Dakka • Dampelas Dondo Duri Enrekang • Gorontalo Kaidipang • Kaili (Kaili Da'a • Kaili Ledo • Kaili Unde) • Kaimbulawa • Kalao • Kalumpang Kamaru • Kioko • Kodeoha • Konjo Pegunungan Konjo Pesisir Koroni • Kulisusu Kumbewaha • Laiyolo • Lasalimu Lauje Lemolang Liabuku • Lindu Lolak • Luwu • Maiwa • Makassar Manado • Malimpung • Mamasa Mamuju • Mandar Melayu Minahasa Moma • Mongondow Mori (Mori Atas • Mori Bawah) • Moronene Muna Napu Onda'e Padoe Pamona Panasuan • Pancana • Pannei • Pebato Pendau • Polahi Ponosakan • Rahambuu • Rampi Ratahan Saluan Sangir Sarudu • Sedoa • Seko Padang • Seko Tengah • Selayar Suwawa Taje • Tajio Talaud Taloki • Talondo' • Toala' • Tolaki Tomadino • Tombelala • Tombulu Tomini Tondano • Tonsawang • Tonsea • Tontemboan Topoiyo • Toraja Totoli • Tukang Besi Selatan • Tukang Besi Utara • Ulumanda' • Uma • Wana Waru • Wawonii Wolio Wotu

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Kepulauan Maluku

Alfur Alune Amahai Ambelau Ambon Aputai • Asilulu • Babar Tenggara • Babar Utara • Bacan Banda Barakai • Bati • Batuley • Benggoi • Boano Bobot • Buli Buru Dai Damar Barat • Damar Timur • Dawera-Daweloor • Dobel • Elpaputih • Emplawas • Fordata • Galela • Gamkonora • Gane Gebe • Geser-Gorom • Gorap • Haruku • Hitu Horuru • Hoti • Huaulu • Hukumina • Hulung • Ibu • Ili'uun • Imroing • Kadai • Kaibobo • Kamarian • Kao Karey Kayeli Kei Kisar • Koba • Kola Kompane • Kur Laba • Laha Larike-Wakasihu • Latu • Leti • Liana-Seti • Lisabata-Nuniali • Lisela • Lola • Loloda • Lorang • Loun • Luang • Luhu • Maba Makian Barat • Makian Timur • Mangole Manipa Manombai • Manusela Mariri • Masela Barat • Masela Tengah • Masela Timur • Masiwang • Modole Moksela • Naka'ela • Nila • Nuaulu (Naulu Selatan • Naulu Utara) • Nusa Laut • Oirata • Pagu • Palumata • Patani • Paulohi • Perai • Piru • Roma • Sahu Salas • Saleman • Saparua • Sawai • Seit-Kaitetu • Selaru • Seluwasan • Sepa • Serili • Serua • Sula Tabaru Taliabu • Talur • Tarangan Barat • Tarangan Timur • Tela-Masbuar • Teluti • Teor • Ternate Ternateño1 Te'un • Tidore Tobelo Tugun • Togutil Tulehu • Ujir • Waioli • Watubela • Wemale (Selatan • Utara) • Yalahatan • Yamdena

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Papua *

Abinomn 3 Abun 3 Aghu Airoran • Ambai Amungme Anasi • Ansus Arandai Arfak Arguni As • Asmat (Asmat Pantai Kasuari • Asmat Tengah • Asmat Utara • Asmat Yaosakor) • Atohwaim • Auye • Awbono • Awera • Awyi Awyu Asue • Awyu Tengah • Awyu Edera • Awyu Jair • Awyu Utara • Awyu Selatan • Bagusa • Baham Barapasi • Bauzi Bayono • Bedoanas Beneraf • Berik Betaf • Biak Biga • Biritai • Bonggo • Burate • Burmeso • Burumakok • Buruwai Busami Citak Citak Tamnim • Dabe • Damal Dani (Dani Lembah Bawah • Dani Lembah Tengah • Dani Lembah Atas • Dani Barat) • Dao • Dem Demisa • Dera Diebroud • Dineor • Diuwe • Doutai • Duriankere • Dusner • Duvle • Edopi • Eipomek Ekari Elseng 3 Emem • Empur Eritai • Erokwanas • Fayu Fedan • Foau • Gresi • Hatam 3 Hupla Iau Iha Iha Pijin 4 Irarutu Iresim • Isirawa • Itik • Iwur • Jofotek-Bromnya • Kaburi • Kais Kaiy • Kalabra • Kamberau • Kamoro Kanum Bädi • Kanum Ngkâlmpw • Kanum Smärky • Kanum Sota • Kapauri • Kaptiau • Karas • Karon Dori • Kaure • Kauwera • Kawe Kayagar • Kayupulau • Kehu 5 Keijar • Kemberano • Kembra 5 Kemtuik • Ketengban Ketum • Kimaghima • Kimki • Kimyal Kirikiri • Kofei • Kokoda Kombai Komyandaret • Konda • Koneraw • Kopkaka • Korowai Korupun-Sela • Kosare • Kowiai • Kuri • Kurudu Kwer • Kwerba • Kwerba Mamberamo • Kwerisa • Kwesten • Kwinsu • Legenyem • Lepki 5 Liki • Maden Mai Brat • Mairasi • Maklew • Mander Mandobo Atas • Mandobo Bawah • Manem • Manikion • Mapia • Marau • Marind Marind Bian • Masimasi • Massep 3 Matbat Mawes • Ma'ya Mekwei • Meoswar • Mer • Meyah Mlap • Mo • Moi Molof 5 Mombum • Momina • Momuna • Moni Mor • Mor • Morai • Morori Moskona • Mpur 3 Munggui • Murkim 5 Muyu Utara • Muyu Selatan • Nafri • Nakai • Nacla • Namla 5 Narau • Ndom • Nduga • Ngalum Nggem • Nimboran • Ninggerum • Nipsan • Nisa • Obokuitai • Onin • Onin Pijin 4 Ormu • Orya • Papasena • Papuma • Pom • Puragi • Rasawa • Riantana • Roon Samarokena • Saponi • Sauri • Sause • Saweru • Sawi Seget • Sekar • Semimi • Sempan Sentani Serui-Laut • Sikaritai • Silimo • Skou • Sobei • Sowanda • Sowari • Suabo • Sunum • Tabla • Taikat • Tamagario • Tanahmerah • Tandia • Tangko • Tarpia • Tause • Tebi • Tefaro • Tehit Tobati Tofanma 5 Towei • Trimuris • Tsaukambo • Tunggare • Una • Uruangnirin • Usku 5 Viid • Vitou • Wabo • Waigeo • Walak Wambon Wandamen • Wanggom • Wano Warembori • Wares • Waris • Waritai • Warkay-Bipim • Waropen Wauyai Woi • Wolai Woria • Yahadian • Yale Kosarek • Yali Angguruk • Yali Ninia • Yali Lembah • Yaqay • Yarsun • Yaur Yawa • Yei • Yelmek • Yeretuar • Yetfa • Yoke • Zorop

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa lain

Belanda Hitam Arab-Indonesia India-Indonesia Jepang Indonesia Korea-Indonesia Filipina-Indonesia • Yahudi-Indonesia Pakistan-Indonesia Eropa-Indonesia (Orang IndoJerman-IndonesiaPortugis-IndonesiaArmenia-Indonesia • Australia-Indonesia • Bule Depok) • Timor Leste-Indonesia • Mardijkers Orang Koja • Tionghoa-Indonesia (Orang PeranakanCina Benteng) • Orang Lamno • Larantuqueiros

Lihat pula: Pribumi-Nusantara
*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.
  • l
  • b
  • s
Marga-marga dalam etnis Simalungun
Marga Sisadapur
Damanik
Bayu  • Malayu  • Rapogos  • Rih  • Simaringga  • Sola  • Usang  • Bariba  • Tomok  • Malau  • Limbong  • Ambarita  • Gurning
Purba
Sidasuha  • Sidadolog  • Sidagambir  • Sigumonrong  • Sihala  • Silangit  • Tambak  • Tanjung  • Tambunsaribu  • Tondang  • Tua  • Girsang  • Manorsa  • Pakpak  • Siboro
Saragih
Garingging  • Jawak  • Parmata  • Sidapulou  • Sidasalak  • Simaronggang  • Sumbayak  • Manihuruk  • Munte  • Napitu  • Rumahorbo  • Siadari  • Siallagan  • Sidabalok  • Sidabutar  • Sidauruk  • Sijabat  • Simarmata  • Sitio  • Tamba  • Turnip
Sinaga
Dadihoyong  • Porti  • Simaibang  • Simandalahi  • Simanjorang
Rumah Bolon Pematang Purba
Non-Sisadapur
Asimilasi dari Toba
Asimilasi dari Karo
Sitopu
Asimilasi dari Pakpak
Lingga