Suku Rongga

Suku Rongga
Daerah dengan populasi signifikan
Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Manggarai Timur)
Bahasa
Bahasa Rongga dan bahasa Indonesia
Agama
Katolik, Islam
sebagian kecil Kristen Protestan[1]
Kelompok etnik terkait
Suku Alor, Suku Timor, Suku Rote, Suku Manggarai

Suku Rongga adalah suku asli Indonesia yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Konsentrasi permukiman suku Rongga, umumnya tinggal di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Manggarai Timur. Salah satu budaya yang cukup terkenal dari suku ini ialah Tari Vera, sebuah tarian khas suku Rongga yang bahkan sudah dikenal masyarakat International.[2]

Budaya Suku Rongga

Meskipun suku Rongga tidak begitu familiar bagi masyarakat umum di Indonesia selain Suku Timor, Suku Alor dan Suku Manggarai, nyatanya ada budaya dan situs budaya suku Rongga yang cukup dikenal.

Tarian Vera

Salah satu budaya suku Rongga adalah Tarian Vera. Tari Vera ialah sebuah tarian yang umumnya digelar dalam acara khusus yakni musim bercocok tanam, dan selalu ditampilkan di rumah adat suku Rongga. Tari Vera muncul karena adanya kisah di antara suku Rongga, dimana pada masa lalu ada lahir anak kembar siam berjenis kelamin perempuan, dimana kepala mereka saling berdempet dan tidak bisa dipisahkan.[3] Seiring berjalannya waktu, karena kondisi kelahiran fisik yang tidak normal, salah satu bayi kembar itu pun meninggal dunia karena sakit. Setelah salah satunya meninggal, hal ini menjadi kesulitan bagi anak yang masih hidup karena bagian tubuh yang meninggal tidak bisa diambil. Akhirnya atas permintaan anak itu, diapun dimakamkan hidup-hidup.[3] Sehingga, tarian ini menggambarkan sebuah kesedihan

Tarian Vera juga akan diadakan jika ada kelahiran bayi kembar berbeda kelamin, dan juga sebagai bagian dari ritual pemakaman orang-orang besar di suku Rongga, seperti ketua suku, pemuka agama, dan lain-lain. Namun dalam perkembangannya, tarian ini juga akan digelar untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang datang ke kawasan permukan suku Rongga, khususnya di Flores dan Manggarai Timur.[4]

Tarian ini biasanya dibawakan oleh sekelompok orang dewasa ada laki-laki dan juga perempuan. Penari perempuan disebut daghe dan penari laki-laki disebut woghu.[5] Tarian dibuat dalam dua barisan, dimana penari perempuan ada digaris depan dan laki-laki digaris belakang. Ada seorang pemimpin memulai menyanyikan lagu, dan diikuti oleh daghe. Para penari akan saling bergandengan tangan dan sambil berkeliling hingga bait-bait lagu selesai dinyanyikan. Kata Vera dalam bahasa Rongga diyakni berasal dari kata "Pera" yang artinya wasiat leluhur. Pesan-pesan leluhur disampaikan dalam tari Vera ini, dan diharapkan bisa dijaga dari generasi ke generasi suku Rongga.[5]

Pada tahun 2018 lalu, tari Vera ini juga tetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018.[4] Pemerintah pusat dan pemerintah daerah Nusa Tengga Timur, menggalakkan pelestarian budaya khas Nusa Tenggara Timur termasuk tari-tarian, setelah nama Pulau Komodo dan destinasi wisata Komodo menjadi primadona di mata pelancong International. Dan tari Vera sebagai tarian penyambutan tamu dan turis, juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.[2]

Watu Susu Rongga

Watu Susu Rongga merupakan salah satu situs peninggalan atau warisan budaya dan bersejarah bagi suku Rongga di Manggarai Timur. Watu Susu adalah dua buah batu berukuran cukup besar dengan tinggi sekitar 15 meter dan lebarnya sekitar 11 meter, berdiri terpisah satu dengan yang lain. karena bentuknya yang tinggi dan besarnya hampir sama sehingga tampak menyerupai “Buah Dada Perempuan”, dalam bahasa Rongga disebut Watu Susu.[6]

Dalam cerita adat setempat, tersimpan sebuah kisah adanya batu Watu Susu. Menurut tradisi suku Rongga, batu besar ini diambil dari sebuah kampung bernama Kampung Watu Lajar. Pengambilan batu ini dilakukan untuk digunakan sebagai pintu penutup masuk menuju Gunung Komba sebagai upaya mengantisipasi serangan dari Kerajaan Todo.[6] Konon masyarakat suku Rongga tinggal di puncak Gunung Komba. Wilayah Rongga saat itu dipimpin oleh dua bersaudara yakni Nai Pati dan Jawa Tu. Mereka mengutus sebanyak 8 (delapan) orang dari suku Rongga untuk mengambil batu tersebut ke kampung Watu Lajar. Masing-masing batu dipikul oleh empat orang dan batu harus sudah sampai di puncak gunung sebelum matahari terbit, serta tidak boleh menolehkan perhatian jika mereka menemui sesuatu yang menghalangi mereka selama dalam perjalanan.[6]

Namun ternyata satu orang yang ikut dalam rombongan tersebut yakni “Jou” melanggar ketentuan tersebut. Jou menangkap seekor anjing dalam perjalanan, sekitar jarak 50 meter sebelah timur gunung Komba. Karena mengulur waktu, merkeka belum juga tiba di perkampungan suku Rongga. Akhirny anjing tersebut mengaung bersuara dan matahari pun terbit. Mereka secara tiba-tiba melihat batu tersebut menjelma menjadi sangat besar dan sangat sulit bagi mereka untuk mengangkatnya kembali.[6]

Karena batu tersebut tidak sampai ke puncak Gunung Komba, maka dengan mudah Kerajaan Todo menaklukan Kerajaan Rongga yang bermukim di puncak Gunung Komba. Perang antara Suku Rongga dan Suku Todo ini dikenal dengan nama Perang Komba.[6] Jadi, batu Watu Susu merupakan batu peringatan bagi suku Rongga dalam melawan Kerajaan Todo dimasa lalu.

Ritual Kepok

Selain Tari Vera yang digunakan sebagai tarian menyambut tamu, ada satu lagi tarian dalam menyambut tamu khas suku Rongga khususnya yang tinggal Kabupaten Manggarai Timur dan Flores, namanya ialah "Ritual Kepok". Ritual Kepok ini ialah sebuah tradisi suku Rongga dalam menyambut tamu istimewa yang datang ke kawasan suku Rongga.[7] Kepok artinya "sapaan" dalam bahasa setempat.[8] Penyambutan tamu ini biasanya dibawakan oleh para tetua adat laki-laki, tetapi tidak ada aturan harus laki-laki. Pada masa-masa tertentu, kaum perempuan juga kadang dilibatkan untuk melakukan ritual Kepok. Dan penyambutan ini dilakukan diperbatasan wilayah menuju kawasan yang didiami suku Rongga atau bisa juga di bandara untuk menyambut kepala negara.[9]

Dalam ritual ini, tetua adat suku Rongga akan menyediakan Tawu (tempat atau wadah arak yang dibuat oleh para tetua adat) dan seekor ayam jantan putih.[8] Menyedikan Tawu sebagai tanda bahwa mereka sangat ramah dan menyambut setiap tamu yang datang dari tempat jauh dengan menyediakan minuman karena tamu pasti merasa haus dalam perjalanan. Sedangkan ayam sebagai simbol untuk memangku tamu yang hadir, maksudnya adalah bahwa tamu yang hadir seharusnya dipangku ketika datang berkunjung, tetapi karena yang hadir adalah orang-orang dewasa, maka digantilah dengan ayam sebagai simbol semata. Setelah itu, para tamu akan berbaris, jumlah barisan disesuaikan dengan banyaknya tamu. Tetua adat akan dipimpin seorang pemimpin ritual, dan dibelakangnya akan diisi oleh beberapa tetua adat lainnya. Dibarisan para tetua adat terkadang menunggang kuda dalam menyambut para tamu, tetapi bukan suatu keharusan memakai kuda.[7]

Ketika barisan sudah tersusun, maka seorang pemimpin ritual Kepok akan mengalungkan sebuah kain songket kepada tamu perempuan dan topi Rongga kepada tamu laki-laki serta akan mengucapkan kata-kata penyambutan dengan menggunakan bahasa Rongga, dan akan dijawab oleh perwakilan salah satu tamu yang disambut.[7] Selanjutnya, tawu berisi arak akan diberikan kepada tamu dan harus diminum secara bergiliran. Setelah itu, ayam jantan akan diberikan kepada tamu dan dipegang serta dipangku secara bergiliran.[8] Setelah itu dilakukan, akan dilakukan konvoi bersama rombongan tamu menuju lokasi atau tempat persinggahan para tamu.[7] Ritual Kepok ini sudah semakin ditingkat di Manggarai Timur, sebagai warisan budaya khas suku Rongga.[7]

Keyakinan

Berdasarkan data BPS Kabupaten Manggarai Timur, sebagai kawasan konsentrasi suku Rongga umumnya mereka beragama Katolik, dan beberapa memeluk agama Islam dan sebagian kecil Kristen Protestan.[10] Meskipun berbeda keyakinan, masyarakat suku Rongga hidup berdampingan dan tidak pernah terjadi perselisihan antara sesama suku Rongga. Keberagaman ini juga menjadikan domisili suku Rongga di Kabupaten Manggarai Timur sebagai kawasan yang menjaga toleransi beragama.[2]

Pekerjaan

Banyak diantara suku Rongga menggeluti pekerjaan sebagai peternak dan bertani. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya warga suku Rongga di Manggarai Timur khususnya di kecamatan Kota Komba yang beternak kuda.[7] Dibeberapa kawasan juga bertani menjadi pekerjaan utama warga, khususnya tani jagung dan padi.[10]

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama RONGGA
  2. ^ a b c Makur, Markus. "Ketenaran Tarian Vera Rongga Flores Melambung sampai Perancis". Kompas.com.  Parameter |accesadate= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ a b "Tarian Vera dari Manggarai". www.wisata.nttprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-06. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  4. ^ a b "Tarian Asal Suku Rongga Ini Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Nasional". www.floreseditorial.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-06. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  5. ^ a b "Buku Penetapan WBTb 2018" (PDF). www.warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 26 Februari 2019. 
  6. ^ a b c d e "Watu Susu Rongga - NTT". www.situsbudaya.id. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  7. ^ a b c d e f "Menjemput Tamu Dengan Pasukan Berkuda Ala Flores". www.nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 6 April 2019. 
  8. ^ a b c "Pesona Indonesia, Ritual Kepok". www.m.rri.co.id. Diakses tanggal 6 April 2019. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Makur, Markus. "Langka, Tokoh Perempuan Manggarai Timur Pimpin Ritual Kepok saat Pendaftaran Paslon". Kompas.com.  Parameter |accesdate= yang tidak diketahui mengabaikan (|tanggal-akses= yang disarankan) (bantuan)
  10. ^ a b "Kabupaten Manggarai Timur Dalam Angka 2018". www.manggaraitimurkab.bps.go.id. Diakses tanggal 6 April 2019. 
  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Sumatra
Batak
Melayu
Minangkabau
Melayu Bukit Barisan Selatan
Melayu Aborigin
Lampung
Kepulauan Barat Sumatera
Lain-lain
Tionghoa
  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Jawa

Baduy Banten Bawean Betawi Ciptagelar Cirebon Peranakan Javindo • Jawa Kalang Kangean Madura Melayu Osing Sunda Tengger

  • l
  • b
  • s

Abui Adang • Adonara • Alor Amarasi • Anakalangu • Atoni Bali Bilba • Bima Blagar Boti Bunak Dela-Oenale • Dengka • Dhao Ende Hamap • Helong Ile Ape • Kabola • Kafoa • Kamang • Kambera • Kedang • Kelon • Kemak Ke'o • Kepo' • Kodi Komodo Kui • Kula • Lamaholot Lamalera Lamatuka • Lamboya Lamma Laura • Lembata Barat • Lembata Selatan • Levuka • Lewo Eleng • Lewotobi • Lio Lole • Melayu Loloan Kupang Larantuka • Mamboru • Manggarai Nage Nedebang • Ngada Ngada Timur • Palue • Rajong • Rembong • Retta • Ringgou • Riung • Rongga • Sabu Sasak Sawila • Sika So'a • Sumba Sumbawa Tambora Tereweng • Termanu • Tetun Tewa • Tii • Uab Meto • Wae Rana • Wanukaka • Wejewa • Wersing

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Kalimantan *

Abal Agabag Ampanang • Aoheng Bahau Bakati' • Bekati' Rara • Bekati' Sara • Bakumpai Banjar Basap • Bawo Benyadu' Bentian Benuaq Berau Bidayuh (Biatah • Bukar-Sadong) • Bolongan • Bukit (Pitap) • Bukitan Burusu Dayak Dusun (DeyahMalangWitu) • Embaloh • Iban (MualangSeberuang) • Jangkang • Kanayatn Kayan (Busang • Mahakam • Sungai Kayan • Mendalam • Wahau) • Kebahan Kelabit Kembayan • Keninjal • Kenyah (Kelinyau • Wahau • Lebu' Kulit) • Kohin • Krio Kutai (Kota Bangun • Tenggarong) • Lawangan Lengilu Lun Bawang Ma'anyan Mali Mayau • Melayu Modang • Ngaju (BarangasKatingan) • Okolod • Ot Danum (Limbai) • Paku • Pasir Pesaguan Punan (Aput • BukatHovonganKereho • Merah • Merap • Tubu) • Putoh • Ribun • Sa'ban • Sambas Sanjau Basap • Sanggau Segai • Selungai Murut • Semandang • Sembakung Murut • Siang Murung Tagal Murut • Taman • Tausug Tawoyan • Tidung Tunjung Uma' Lasan • Uma' Lung • Wehea

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Sulawesi

Andio • Aralle-Tabulahan • Bada Bahonsuai • Bajau Balaesang Balantak Bambam • Banggai Bantik Baras • Batui • Behoa Bentong Bintauna • Boano Bobongko • Bolango Bonerate Budong-Budong • Bugis Bungku Buol Busoa • Buton Campalagian • Cia-Cia • Dakka • Dampelas Dondo Duri Enrekang • Gorontalo Kaidipang • Kaili (Kaili Da'a • Kaili Ledo • Kaili Unde) • Kaimbulawa • Kalao • Kalumpang Kamaru • Kioko • Kodeoha • Konjo Pegunungan Konjo Pesisir Koroni • Kulisusu Kumbewaha • Laiyolo • Lasalimu Lauje Lemolang Liabuku • Lindu Lolak • Luwu • Maiwa • Makassar Manado • Malimpung • Mamasa Mamuju • Mandar Melayu Minahasa Moma • Mongondow Mori (Mori Atas • Mori Bawah) • Moronene Muna Napu Onda'e Padoe Pamona Panasuan • Pancana • Pannei • Pebato Pendau • Polahi Ponosakan • Rahambuu • Rampi Ratahan Saluan Sangir Sarudu • Sedoa • Seko Padang • Seko Tengah • Selayar Suwawa Taje • Tajio Talaud Taloki • Talondo' • Toala' • Tolaki Tomadino • Tombelala • Tombulu Tomini Tondano • Tonsawang • Tonsea • Tontemboan Topoiyo • Toraja Totoli • Tukang Besi Selatan • Tukang Besi Utara • Ulumanda' • Uma • Wana Waru • Wawonii Wolio Wotu

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Kepulauan Maluku

Alfur Alune Amahai Ambelau Ambon Aputai • Asilulu • Babar Tenggara • Babar Utara • Bacan Banda Barakai • Bati • Batuley • Benggoi • Boano Bobot • Buli Buru Dai Damar Barat • Damar Timur • Dawera-Daweloor • Dobel • Elpaputih • Emplawas • Fordata • Galela • Gamkonora • Gane Gebe • Geser-Gorom • Gorap • Haruku • Hitu Horuru • Hoti • Huaulu • Hukumina • Hulung • Ibu • Ili'uun • Imroing • Kadai • Kaibobo • Kamarian • Kao Karey Kayeli Kei Kisar • Koba • Kola Kompane • Kur Laba • Laha Larike-Wakasihu • Latu • Leti • Liana-Seti • Lisabata-Nuniali • Lisela • Lola • Loloda • Lorang • Loun • Luang • Luhu • Maba Makian Barat • Makian Timur • Mangole Manipa Manombai • Manusela Mariri • Masela Barat • Masela Tengah • Masela Timur • Masiwang • Modole Moksela • Naka'ela • Nila • Nuaulu (Naulu Selatan • Naulu Utara) • Nusa Laut • Oirata • Pagu • Palumata • Patani • Paulohi • Perai • Piru • Roma • Sahu Salas • Saleman • Saparua • Sawai • Seit-Kaitetu • Selaru • Seluwasan • Sepa • Serili • Serua • Sula Tabaru Taliabu • Talur • Tarangan Barat • Tarangan Timur • Tela-Masbuar • Teluti • Teor • Ternate Ternateño1 Te'un • Tidore Tobelo Tugun • Togutil Tulehu • Ujir • Waioli • Watubela • Wemale (Selatan • Utara) • Yalahatan • Yamdena

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa di Papua *

Abinomn 3 Abun 3 Aghu Airoran • Ambai Amungme Anasi • Ansus Arandai Arfak Arguni As • Asmat (Asmat Pantai Kasuari • Asmat Tengah • Asmat Utara • Asmat Yaosakor) • Atohwaim • Auye • Awbono • Awera • Awyi Awyu Asue • Awyu Tengah • Awyu Edera • Awyu Jair • Awyu Utara • Awyu Selatan • Bagusa • Baham Barapasi • Bauzi Bayono • Bedoanas Beneraf • Berik Betaf • Biak Biga • Biritai • Bonggo • Burate • Burmeso • Burumakok • Buruwai Busami Citak Citak Tamnim • Dabe • Damal Dani (Dani Lembah Bawah • Dani Lembah Tengah • Dani Lembah Atas • Dani Barat) • Dao • Dem Demisa • Dera Diebroud • Dineor • Diuwe • Doutai • Duriankere • Dusner • Duvle • Edopi • Eipomek Ekari Elseng 3 Emem • Empur Eritai • Erokwanas • Fayu Fedan • Foau • Gresi • Hatam 3 Hupla Iau Iha Iha Pijin 4 Irarutu Iresim • Isirawa • Itik • Iwur • Jofotek-Bromnya • Kaburi • Kais Kaiy • Kalabra • Kamberau • Kamoro Kanum Bädi • Kanum Ngkâlmpw • Kanum Smärky • Kanum Sota • Kapauri • Kaptiau • Karas • Karon Dori • Kaure • Kauwera • Kawe Kayagar • Kayupulau • Kehu 5 Keijar • Kemberano • Kembra 5 Kemtuik • Ketengban Ketum • Kimaghima • Kimki • Kimyal Kirikiri • Kofei • Kokoda Kombai Komyandaret • Konda • Koneraw • Kopkaka • Korowai Korupun-Sela • Kosare • Kowiai • Kuri • Kurudu Kwer • Kwerba • Kwerba Mamberamo • Kwerisa • Kwesten • Kwinsu • Legenyem • Lepki 5 Liki • Maden Mai Brat • Mairasi • Maklew • Mander Mandobo Atas • Mandobo Bawah • Manem • Manikion • Mapia • Marau • Marind Marind Bian • Masimasi • Massep 3 Matbat Mawes • Ma'ya Mekwei • Meoswar • Mer • Meyah Mlap • Mo • Moi Molof 5 Mombum • Momina • Momuna • Moni Mor • Mor • Morai • Morori Moskona • Mpur 3 Munggui • Murkim 5 Muyu Utara • Muyu Selatan • Nafri • Nakai • Nacla • Namla 5 Narau • Ndom • Nduga • Ngalum Nggem • Nimboran • Ninggerum • Nipsan • Nisa • Obokuitai • Onin • Onin Pijin 4 Ormu • Orya • Papasena • Papuma • Pom • Puragi • Rasawa • Riantana • Roon Samarokena • Saponi • Sauri • Sause • Saweru • Sawi Seget • Sekar • Semimi • Sempan Sentani Serui-Laut • Sikaritai • Silimo • Skou • Sobei • Sowanda • Sowari • Suabo • Sunum • Tabla • Taikat • Tamagario • Tanahmerah • Tandia • Tangko • Tarpia • Tause • Tebi • Tefaro • Tehit Tobati Tofanma 5 Towei • Trimuris • Tsaukambo • Tunggare • Una • Uruangnirin • Usku 5 Viid • Vitou • Wabo • Waigeo • Walak Wambon Wandamen • Wanggom • Wano Warembori • Wares • Waris • Waritai • Warkay-Bipim • Waropen Wauyai Woi • Wolai Woria • Yahadian • Yale Kosarek • Yali Angguruk • Yali Ninia • Yali Lembah • Yaqay • Yarsun • Yaur Yawa • Yei • Yelmek • Yeretuar • Yetfa • Yoke • Zorop

  • l
  • b
  • s
Suku bangsa lain

Belanda Hitam Arab-Indonesia India-Indonesia Jepang Indonesia Korea-Indonesia Filipina-Indonesia • Yahudi-Indonesia Pakistan-Indonesia Eropa-Indonesia (Orang IndoJerman-IndonesiaPortugis-IndonesiaArmenia-Indonesia • Australia-Indonesia • Bule Depok) • Timor Leste-Indonesia • Mardijkers Orang Koja • Tionghoa-Indonesia (Orang PeranakanCina Benteng) • Orang Lamno • Larantuqueiros

Lihat pula: Pribumi-Nusantara
*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.