Stasiun Krenceng

Stasiun Krenceng
Kereta Api Indonesia
LM10

Bangunan utama Stasiun Krenceng.
Lokasi6°0′25″S 106°1′37″E / 6.00694°S 106.02694°E / -6.00694; 106.02694Koordinat: 6°0′25″S 106°1′37″E / 6.00694°S 106.02694°E / -6.00694; 106.02694
Ketinggian+17 m
Operator
  • KAI Commuter
    KAI Logistik
Letak
  • km 137+910 lintas Angke–Tanah Abang–
    Rangkasbitung–Merak
  • km 3+762 lintas Cilegon–Cigading–Anyer Kidul[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 1: sepur lurus)
LayananPenumpang
Lokal: Commuter Line Merak

Barang
Lintas utara Jawa: Angkutan baja coil dan peti kemas
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Nama sebelumnyaRantja Merak, Krentjeng
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cilegon
ke arah Rangkasbitung
Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Merak
Terminus
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Diagram lintasan stasiun
Legenda
ke Krakatau Steel
ke Merak
ke Cigading
Jalan Raya
Anyer-Cilegon
Jl. Ir. Sutami
ke Cilegon
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Krenceng (KEN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kebonsari, Citangkil, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Rantja Merak, yang kemudian berubah nama menjadi Krentjeng).[8] Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[9]

Pada awalnya, stasiun ini bernama Stasiun Rantja Merak, yang kemudian diubah menjadi Krentjeng. Stasiun ini memiliki banyak percabangan jalur. Ada jalur yang menuju ke Anyer Kidul, Merak, pabrik Krakatau Steel, bahkan Pelabuhan Cigading. Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Jalur ke Anyer Kidul sudah ditutup untuk angkutan penumpang sejak tahun 1981 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum,[10] dan rutenya dipotong hanya sampai di daerah Cigading saja guna kereta api angkutan batu bara tujuan Stasiun Bekasi, yang kini tujuannya diubah menjadi ke Stasiun Nambo.[11] Stasiun ini juga sempat mempunyai percabangan jalur yang mengarah ke Pelabuhan Cigading guna angkutan barang.

Bangunan dan tata letak

Stasiun Krenceng memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan antar kereta api, dan jalur 3 digunakan sebagai sepur simpan. Sebelumnya, jalur 3 ini merupakan jalur nonaktif yang tidak bisa dilalui oleh kereta, namun sudah diaktifkan kembali saat proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada 2020-2021.

Ruang tunggu dari stasiun ini merupakan bangunan bekas peninggalan Staatsspoorwegen. Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran rendah.

Terdapat 3 percabangan jalur kereta api di Stasiun Krenceng, yaitu ke Cigading untuk kereta api angkutan batu bara, ke pabrik Krakatau Steel untuk kereta api angkutan baja coil, dan ke Stasiun Merak sebagai jalur utama untuk angkutan penumpang.

Di sebelah timur emplasemen stasiun ini terdapat sebuah perlintasan sebidang yang selalu tertutupi oleh rangkaian kereta ketika ada kereta api yang berhenti di stasiun. Hal ini membuat perlintasan harus tetap ditutup, tidak peduli seberapa lama kereta itu berhenti hingga akhirnya berangkat kembali. Hal yang serupa juga terdapat di Stasiun Lemahabang, Gedangan, dan Cilame.

Layanan kereta api

Penumpang

Lokal (Commuter Line)

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Barang

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas utara Jawa
Angkutan baja coil Krakatau Steel Krenceng Kalimas Via Kampung BandanSemarang Poncol

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya di lakukan di pabrik utama Krakatau Steel

Angkutan peti kemas Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya di lakukan di Terminal Petikemas Surabaya

Galeri

  • Jalur cabang Krenceng-Pelabuhan Cigading tampak pada latar belakang, 1993.
    Jalur cabang Krenceng-Pelabuhan Cigading tampak pada latar belakang, 1993.
  • Bangunan Stasiun Krenceng.
    Bangunan Stasiun Krenceng.
  • Papan nama Stasiun Krenceng
    Papan nama Stasiun Krenceng
  • Percabangan jalur di Krenceng (kiri) yang mengarah ke pabrik Krakatau Steel.
    Percabangan jalur di Krenceng (kiri) yang mengarah ke pabrik Krakatau Steel.
  • Percabangan jalur di Krenceng (kiri) yang mengarah ke Cigading.
    Percabangan jalur di Krenceng (kiri) yang mengarah ke Cigading.
  • Pada awalnya, jalur ke Anyer Kidul berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Tampak jalur 1 Stasiun Krenceng sejajar lurus dengan jalur ke arah Cigading.
    Pada awalnya, jalur ke Anyer Kidul berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Tampak jalur 1 Stasiun Krenceng sejajar lurus dengan jalur ke arah Cigading.
  • Perlintasan sebidang di Stasiun Krenceng yang selalu terhalang oleh rangkaian kereta yang sedang berhenti.
    Perlintasan sebidang di Stasiun Krenceng yang selalu terhalang oleh rangkaian kereta yang sedang berhenti.
  • Jalur 3 Stasiun Krenceng yang aktif kembali setelah revitalisasi rel pada tahun 2020-2021.
    Jalur 3 Stasiun Krenceng yang aktif kembali setelah revitalisasi rel pada tahun 2020-2021.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  10. ^ Suhendra. "Dibangun Zaman Belanda, Rel Kereta Banyak 'Mati' di Era Orde Baru". detikfinance. Diakses tanggal 2023-07-15. 
  11. ^ "Kereta Api Angkutan Batubara Cigading-Nambo Beroperasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-03. Diakses tanggal 2017-08-03. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Merak
Terminus
Merak–Tanah Abang Cilegon
ke arah Tanah Abang
Cigading
ke arah Anyer Kidul
Anyer Kidul–Krenceng Terminus
  • l
  • b
  • s
B Commuter Line Bogor
C Commuter Line Cikarang
R Commuter Line Rangkasbitung
T Commuter Line Tangerang
TP Commuter Line Tanjung Priuk
  • Jakarta Kota (JAKK)
  • Kampung Bandan (KPB, atas)
  • Ancol (AC)
  • Tanjung Priuk (TPK)
Y Commuter Line Yogyakarta
A Commuter Line Basoetta
  • Tebal: Kelas besar dan I
  • Regular: Kelas II dan III/kecil
  • Nama stasiun yang diberi warna menunjukkan adanya perjalanan yang berawal/berakhir di stasiun ini.

Koordinat: 6°00′35″S 106°01′23″E / 6.009745°S 106.023065°E / -6.009745; 106.023065{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman

Ikon rintisan

Artikel bertopik stasiun kereta api di Banten ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s