Kwik Kian Gie

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ke-7Masa jabatan
10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2004PresidenMegawati Soekarnoputri
Sebelum
Pendahulu
Boediono
Pengganti
Sri Mulyani Indrawati
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia ke-7Masa jabatan
29 Oktober 1999 – 23 Agustus 2000PresidenAbdurahman Wahid
Sebelum
Pendahulu
Ginandjar Kartasasmita
Pengganti
Rizal Ramli
Sebelum
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik IndonesiaMasa jabatan
1 Oktober 1999 – 26 Oktober 1999Presiden
  • Bacharuddin Jusuf Habibie
  • Abdurrahman Wahid
Ketua MPRAmien Rais
Pengganti
Soetjipto Soedjono
Sebelum
Informasi pribadiLahir11 Januari 1935 (umur 89)
Juwana, Pati, Jawa Tengah, Hindia BelandaKebangsaanIndonesiaSuami/istriDirkje Johanna de Widt (wafat 2020)Anak
  • Kwik Ing Hie
  • Kwik Mu Lan
  • Kwik Ing Lan
Alma materUniversitas Erasmus RotterdamPekerjaanPolitikusProfesiAhli Ekonomi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kwik Kian Gie (lahir 11 Januari 1935) adalah seorang ahli ekonomi dan politikus Indonesia keturunan Tionghoa.[2]

Kwik menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi (19992000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas (20012004). Kwik merupakan fungsionaris PDI-Perjuangan.

Selain itu, sebagai bentuk pengabdian di dunia pendidikan Indonesia, ia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia

Latar Belakang

Seusai studi di Nederlandsche Economische Hogeschool (kini bernama Erasmus Universiteit) di Rotterdam, Belanda, Juli 1963, Kwik Kian Gie tak langsung pulang ke Indonesia. Kwik muda bekerja dulu sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan Kedutaan Besar RI di Den Haag, selama satu tahun. Kemudian, ia menjadi direktur perusahaan perkebunan NV Handelsonderneming IPILO, Amsterdam.

Kehidupan di negeri kincir angin memang membawa perubahan besar bagi kehidupan pribadi Kwik. Ia berangkat ke Belanda sendirian, tapi ketika pulang ke Indonesia Kwik membawa serta tiga orang bersamanya. Mereka adalah Dirkje Johanna de Widt (gadis Rotterdam yang menjadi istrinya), serta kedua anaknya Kwik Ing Hie dan Kwik Mu Lan. Dari ketiga anaknya, hanya si bungsu Kwik Ing Lan yang lahir di Indonesia.

Sekembali ke Indonesia pada 1970, putra seorang pengusaha hasil bumi The Kwie Kie ini memasuki dunia bisnis. Awalnya ia memimpin lembaga keuangan nonbank, yaitu Indonesia Financing & Investment Company selama tiga tahun. Ia juga membuka usaha pengelolaan perkebunan di bawah PT Jasa Dharma Utama dan mendirikan PT Altron Panorama Electronics. Yang disebut terakhir menjadi agen tunggal dan distributor beberapa barang elektrik dan elektronik.

Pada 1987, Kwik hengkang dari dunia bisnis (meski hingga 1990 namanya masih tercatat sebagai direktur utama PT Altron Niagatama Nusa). Bagi analis ekonomi yang senantiasa berpenampilan konservatif ini, kegiatan bisnis bukan tujuan utama, melainkan batu loncatan ke dunia yang lebih dicintainya, yaitu pendidikan dan politik. Kwik tidak menisbikan harta, tapi ia tak bersedia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengejar uang.

Lantas, Kwik pun terjun total ke dunia pendidikan dan politik, memenuhi obsesi hidup yang telah diniatkannya sejak remaja. Bersama dua rekannya, Kaharudin Ongko dan Djoenaedi Joesoef, ia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Institut Bisnis Indonesia (STIE IBII). Di lembaga tersebut ia duduk dalam jajaran dewan direktur.

Sedangkan untuk dunia politik, Kwik bergabung dengan PDI. Di sana ia duduk di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) (sekaligus menjadi salah satu Ketua DPP PDI). Meski kemudian pemerintah menyingkirkan Megawati dari PDI, ia tetap konsisten membela dan mendukung putri sang proklamator itu. Menurut Kwik, kemanusiaan Megawati sangat tinggi.

Reformasi yang berkobar menyusul runtuhnya pimpinan Orde Baru Soeharto, PDI (kemudian bernama PDI Perjuangan) kemudian mendapat ruang gerak yang sebebas-bebasnya. Selanjutnya, Kwik melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI. Di sana, ia pun dipercaya menjadi Wakil Ketua MPR RI.

Meskipun telah menjadi menteri, daya kritis tetap milik Kwik. Bahkan dalam kapasitasnya sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, ia sempat mengancam akan mundur dari jabatannya itu jika Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) tetap diperpanjang, karena perpanjangan waktu pembayaran utang para konglomerat bermasalah itu dianggapnya tidak adil dan mengorbankan rakyat.

Dirinya sempat dianggap layak diperhitungkan untuk menjadi calon presiden pada Pemilu Presiden 2009, bahkan wacana ini sejak Pemilu Presiden 2004. Saat itu, kelompok organisasi mengajukan Kwik sebagai calon presiden dari Independen, namun UU saat itu belum memperbolehkan hal ini.

Pada Pemilu Presiden 2019, ia menjadi salah satu penasihat ekonomi dari pasangan calon No. Urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pendidikan

Setelah bekerja dalam pengiriman dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ia melanjutkan studi di Nederlandse Economische hogeschool (saat ini Universitas Erasmus Rotterdam) di Rotterdam, Belanda.

Riwayat Pendidikan

  1. SMA Bagian C (1955)
  2. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1956; tingkat persiapan)
  3. Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda (1963)

Karier

  1. Staf lokal Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda (1963–1964)
  2. Direktur Nederlands Indonesische Goederen Associatie (1964–1965)
  3. Direktur NV Handelsonderneming "IPILO", Amsterdam (1965–1970)
  4. Direktur PT Indonesian Financing & Investment Company (1971–1974)
  5. Direktur Utama PT Jasa Dharma Utama (1978)
  6. Komisaris PT Cengkih Zanzibar (1978)
  7. Direktur PT Altron Panorama Electronics (1978–1990)
  8. Ketua Dewan Direktur Institut Bisnis Indonesia (1987–sekarang)
  9. Kepala Badan Litbang PDI (1991-1998)
  10. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (1999)
  11. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia (1999–2000)
  12. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2001–2004)

Kegiatan lain

  1. Bendahara Yayasan Trisakti
  2. Bendahara Yayasan Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta se- Indonesia Pusat (Yapptis-Pusat)
  3. Sekretaris Badan Kerja Harian Yayasan Presetya Mulya
  4. Ketua Bidang Ekonomi Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa Pusat (Bakom-PKB Pusat)
  5. Kolumnis masalah-masalah ekonomi dan manajemen

Karya

Buku
  1. Saya Bermimpi Jadi Konglomerat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1993)
  2. Analisa Ekonomi Politik Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1994)

Referensi

  1. ^ "Agama Buddha Harus Kembali ke Pendidikan!", BuddhaZine, (diakses pada 21 Mei 2016)
  2. ^ Profil Kwik Kian Gie Diarsipkan 2020-02-03 di Wayback Machine. 2004. Diakses tanggal 27 Mei 2020
Jabatan politik
Didahului oleh:
Boediono
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
2001–2004
Diteruskan oleh:
Sri Mulyani Indrawati
Didahului oleh:
Ginandjar Kartasasmita
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri
1999–2000
Diteruskan oleh:
Rizal Ramli
  • l
  • b
  • s
Kabinet Gotong Royong (2001–2004)
  • l
  • b
  • s
Menko Polsoskam: Wiranto, Soerjadi Soedirdja (plt.), Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar • Menko Perekonomian: Kwik Kian Gie, Rizal Ramli, Burhanuddin Abdullah • Menko Kesra (sejak perombakan I digabung menjadi Menko Polsoskam): Hamzah Haz, Basri Hasanuddin • Mendagri: Soerjadi Soedirdja • Menlu: Alwi Shihab • Menhan: Juwono Sudarsono, Mohammad Mahfud, Agum Gumelar (plt.) • Menkumham: Yusril Ihza Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Mohammad Mahfud • Menkeu: Bambang Sudibyo, Prijadi Praptosuhardjo, Rizal Ramli • Menteri ESDM: Susilo Bambang Yudhoyono, Purnomo Yusgiantoro • Menperindag: Muhammad Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan • Mentanhut (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak perombakan I): Mohamad Prakosa, Bungaran Saragih • Menhut (bernama Menteri Muda Kehutanan sejak perombakan I): Nur Mahmudi Ismail, Marzuki Usman • Menhub: Agum Gumelar, Budhi Muliawan Suyitno • Meneksla (bernama Menteri Kelautan dan Perikanan sejak perombakan I): Sarwono Kusumaatmadja, Rokhmin Dahuri • Menakertrans: Bomer Pasaribu, Al Hilal Hamdi • Menkes (bernama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial sejak perombakan I): Achmad Sujudi • Mendiknas: Yahya Muhaimin • Menag: Muhammad Tholchah Hasan • Menkimpraswil: Erna Witoelar • Menristek/Kepala BPPT: Muhammad A. S. Hikam • Menkop UKM: Zarkasih Nur • Menteri LH: Alexander Sonny Keraf • Menteri OD (digabungkan dengan Menteri Dalam Negeri sejak perombakan I): Ryaas Rasyid • Menbudpar: Hidayat Jaelani, I Gede Ardhika • Menteri PM dan BUMN (dibubarkan pada perombakan I): Laksamana Sukardi, M. Rozy Munir • Mennegpora (dibubarkan pada perombakan I): Mahadi Sinambela • Menneg PU (dibubarkan pada perombakan I): Rozik Boedioro Soetjipto • Menneg Pemwan: Khofifah Indar Parawansa • Mennegham (digabungkan dengan Menteri Hukum dan Perundang-undangan sejak perombakan I): Hasballah M. Saad,  • Menneg Transduk (digabungkan dengan Menteri Tenaga Kerja sejak perombakan I): Al Hilal Hamdi • Menneg PAN: Freddy Numberi, Ryaas Rasyid (plt.), Anwar Supriyadi • Menneg Maskem (dibubarkan pada perombakan I): Anak Agung Gde Agung • Menmud Perpemkatim (dibentuk pada perombakan I): (jabatan baru), Manuel Kaisiepo • Menmud Rekonas (dibentuk pada perombakan I dan dibubarkan pada perombakan II): (jabatan baru), Cacuk Sudarijanto • Jaksa Agung: Marzuki Darusman, Baharuddin Lopa, Suparman (plt.), Marsillam Simanjuntak • Panglima TNI : Widodo A. S. • Mensesneg: Alirahman, Bondan Gunawan, Djohan Effendi