Verifikasionisme

Bagian dari seri tentang
Filsafat agama
Konsep Keagamaan
  • Kehidupan akhirat
  • Apopatisme
  • Katafatisme
  • Eskatologi
  • Pencerahan
  • Perancangan cerdas
  • Keajaiban
  • Mistisisme
  • Keyakinan agama
  • Reinkarnasi
  • Iman beragama
  • Kitab Suci (teks agama)
  • Jiwa
  • Roh
  • Veto teologis
Tantangan
  • Egoisme etis
  • Dilema Euthyphro
  • Positivisme logis
  • Bahasa agama
  • Verifikasionisme
    • eskatologis
Masalah kejahatan
  • Teodisi
    • Augustinianus
    • Irena
  • Terbaik dari semua kemungkinan dunia
  • Tiga serangkai tidak konsisten
  • Kejahatan alami
Tuhan
Konsepsi
Eksistensi
Argumen-argumen tentang
Argumen penentang
Menurut agama
Filsuf agama
Ateis / agnostik
Buddha
Kristen
Islam
Yahudi
Hindu
Others
  • Almaas
  • Anderson
  • Emmet
  • Esaulov
  • Ferré
  • Forman
  • Glogau
  • Hartshorne
  • Hatano
  • Hatcher
  • Klostermaier
  • Kvanvig
  • Martinich
  • Meltzer
  • Runzo
  • Smart
  • Vallicella
  • Zank
  • Zimmerman
Indeks artikel filsafat agama
  • l
  • b
  • s

Verifikasionisme, atau dikenal pula dengan Prinsip Verifikasi, adalah paham kefilsafatan yang memahami bahwa hal atau ungkapan yang secara nalar bermakna adalah tak lain selain hal atau ungkapan yang dapat diverifikasi secara empiris (misalnya, hal yang dapat dicerap oleh indra) atau sebuah kebenaran logis. Prinsip verifikasionisme umumnya digunakan untuk mendukung penolakan bidang ilmu yang abstrak dan tak dapat diindra misalnya seperti spiritualitas, metafisika, etika, dan estetika karena bidang ilmu tersebut mendasari argumen-argumennya pada kebenaran dan proposisi yang tak dapat diferivikasi. Menurut verifikasionisme, argumen-argumen yang tak dapat diverifikasi bermakna terbatas pada memengaruhi emosi dan sikap seseorang, akan tetapi tidak bermakna dalam hal kebenaran faktual.[1]

Verifikasionisme adalah ide sentral dari positivisme logis dan suatu kembangan lanjutan dari gerakan besar empirisme dan filsafat analitis secara umum. Perkembangan verifikasionisme sebagian besar dilatarbelakangi, dan secara berkesinambungan memengaruhi, geliat empirisme dan saintisme yang kuat pada tahun 1920-an.[2]Hal tersebut juga mendorong upaya beberapa filsuf seperti untuk mempersatukan ilmu kefilsafatan dan sains dalam satu sudut pandang umum.

Referensi

  1. ^ Bullock, Allan; Trombley, Stephen, ed. (1999). The New Fontana Dictionary of Modern Thought. Harper Collins. hlm. 775. 
  2. ^ Lycan, WIlliam G. "Verificationism". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-20. Diakses tanggal 2017-10-05. … was a highly political theory of meaning. It was motivated by, and reciprocally helped to motivate, a growing empiricism and scientism in philosophy and in other disciplines. In particular, it was the engine that drove the philosophical movement of Logical Positivism, which was correctly perceived by moral philosophers, poets, theologians and many others as directly attacking the foundations of their respective enterprises. 
Ikon rintisan

Artikel bertopik filsafat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Perpustakaan nasional
  • Amerika Serikat
Lain-lain
  • Microsoft Academic