Surat Ulu

Surat Ulu
Aksara Rencong
Aksara Kaganga
Contoh rumpun aksara Ulu: Incung (atas), Lampung (tengah), dan Rejang (bawah)
Jenis aksara
Abugida
BahasaLampung, Melayu Tengah, Rejang, Kerinci, Musi Ulu, Rawas dan Lembak
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
  • Abjad Proto-Sinai
    • Abjad Fenisia
      • Abjad Aramea
        • Aksara Brahmi
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
  • Aksara Pallawa
    • Aksara Kawi
      • Surat Ulu
Pengkodean Unicode
Rentang Unicode
  • U+A930–U+A95F
    Rejang
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Surat Ulu atau Aksara Ulu, juga dikenal sebagai Aksara Rencong atau Aksara Kaganga,[1][a] adalah sebutan untuk rumpun aksara Brahmi yang berkembang di pulau Sumatra bagian selatan. Istilah ini tidak hanya merujuk pada aksara Incung, aksara Lampung, dan aksara Rejang, tetapi juga merujuk pada aksara sejenis yang pernah digunakan oleh masyarakat Rawas, Lintang, Ogan, Lakitan (di Sumatera Selatan), Pasemah, Lembak (di Sumatera Selatan dan Bengkulu), Serawai (di Bengkulu), serta Krui (di Lampung).[2]

Asal nama

Nama Surat Ulu berasal dari kata surat dan ulu. surat bermakna tulisan dan ulu bermakna daerah dataran tinggi tempat berhulunya sungai-sungai di Sumatera Selatan dan Bengkulu (dalam hal ini Pegunungan Bukit Barisan). Surat Ulu merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat setempat untuk menamai rumpun aksara Brahmi yang berkembang di Sumatra bagian selatan.[3][4][5][b][c]

Penamaan lain yang terkenal adalah aksara Rencong (Belanda: Rèntjong-schriftcode: nl is deprecated ). Kata Rencong diperkirakan berasal dari bahasa Melayu Kuno mèncong yang bermakna serong/tidak lurus.[8][9] Bisa juga berasal dari kata runcing karena mulanya rumpun aksara ini ditulis menggunakan ujung pisau yang runcing.[10] Terlepas dari asal-usulnya, istilah ini sering digunakan oleh para sarjana Barat untuk menamai rumpun aksara ini.[11][d]

Istilah lainnya adalah aksara Kaganga. Istilah ini diciptakan oleh M. A. Jaspan (1926-1975), seorang antropolog di Universitas Hull, untuk merujuk tidak terbatas kepada surat Ulu, melainkan seluruh keturunan aksara Brahmi.[12] Istilah Kaganga berasal dari tiga huruf pertama dalam deret Panini yang digunakan dalam rumpun aksara Brahmi (India).[11][3][e] Hal ini setara dengan kata "alfabet" yang berasal dari nama dua huruf pertama dalam alfabet Yunani (A-B, alfa-beta), serta kata "abjad" yang berasal dari empat huruf pertama dalam abjad Arab (ا-ب-ج-د, alif-ba-jim-dal).

Selain tiga penamaan di atas, beberapa suku juga memiliki penamaan tersendiri. Bagi suku Pasemah misalnya, selain dikenal sebagai surat Ulu, rumpun aksara ini juga disebut surat ʁincung.[14]

Aksara Incung

Aksara Lampung

Aksara Rejang

Galeri

Penggunaan Aksara Incung
  • Detail aksara Incung (KITLV Or. 239). Teks bertuliskan: "aku menangis menyeru kau, kau kuseru tiada datang, itu adik sa-..."
    Detail aksara Incung (KITLV Or. 239). Teks bertuliskan: "aku menangis menyeru kau, kau kuseru tiada datang, itu adik sa-..."
  • Papan gedung kantor pemerintahan dwiaksara di Kabupaten Kerinci
    Papan gedung kantor pemerintahan dwiaksara di Kabupaten Kerinci
  • Papan jalan dwiaksara Latin - Incung
    Papan jalan dwiaksara Latin - Incung
Penggunaan Aksara Lampung
  • Dekorasi aksara Lampung yang berbunyi Selamat Datang di Kota Bandar Lampung pada Gapura Kota Bandarlampung
    Dekorasi aksara Lampung yang berbunyi Selamat Datang di Kota Bandar Lampung pada Gapura Kota Bandarlampung
  • Papan jalan dwiaksara Latin - Lampung
    Papan jalan dwiaksara Latin - Lampung
  • Papan tanda SDN 1 Podomoro, Pringsewu, Lampung
    Papan tanda SDN 1 Podomoro, Pringsewu, Lampung
Penggunaan Aksara Rejang
  • Gelumpai bertuliskan aksara Rejang
    Gelumpai bertuliskan aksara Rejang

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Istilah surat ulu yang menunjuk kepada aksara atau tulisan rencong atau Ka-Ga-Nga terdapat antara lain dalam manuskrip-manuskrip Mal. 6873, Mal 6874, Mal. 6884, Mal. 6877, dan L.Or. 12.247 (Perpustakaan Universitas Leiden).[1]
  2. ^ "Surat ulu adalah nama lokal dan merupakan istilah yang lazim bagi masyarakat pendukungnya untuk menyebut aksara yang oleh sarjana Barat disebut rencong atau Ka-Ga-Nga. Beberapa informan memberikan keterangan bahwa mereka menyebut aksara daerah turunan aksara pallava itu dengan nama surat ulu, sebagaimana yang dinyatakan oleh Jalil (dari desa Muara Timput) dan Meruki (dari desa Ujung Padang), serta Pidin (dari desa Napal Jungur). Catatan Westenenk (1922:95) seperti yang dimuat dalam TBG edisi 61,[6] menunjukkan bahwa istilah surat ulu memang merupakan nama lokal yang digunakan oleh masyarakat pendukung tradisi tulis Ulu."[7]
  3. ^ "Orang-orang tua di daerah Sumatra bagian Selatan sering kali menyebut aksara Lampung sebagai surat Ulu..."[5]
  4. ^ Mengenai hubungan penamaan antara aksara Rencong dan Surat Ulu, L. C. Westenenk menulis sebagaimana berikut:

    Toen ik dit eerste opstel schreef, wist ik n.l. niet, of de bij Europeanen gebruikelijke term "rèntjong-schrift" inderdaad ergens door Maleisch wordt gebezigd. Het is mij nu gebleken, dat dit in het landschap Rawas (Palembang) het geval is. Elders noemt men het gewonlijk: soerat oeloe = bovenlandsch schrift.[6]

    Ketika saya menulis esai pertama ini, saya tidak tahu apakah istilah "aksara rencong" yang biasa digunakan di kalangan orang Eropa, memang digunakan di suatu tempat dimana orang Melayu tinggal. Sekarang menjadi jelas bagi saya bahwa (istilah) ini digunakan di kawasan Rawas (Palembang). Di kawasan lain (aksara ini) biasa disebut: surat ulu = aksara dataran tinggi.

    —Westenenk (1919)
  5. ^ Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mohammad Noeh yang menyatakan bahwa aksara-aksara ini "disebut sebagai tulisan Ka Ga Nga, yaitu sistem aksara kuno yang berasal dari India."[13]

Rujukan

  1. ^ a b Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 2.
  2. ^ Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 5.
  3. ^ a b "Aksara Kaganga Bengkulu – Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu". Diakses tanggal 2021-11-10. 
  4. ^ Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 4.
  5. ^ a b Pudjiastuti 1996, hlm. 46.
  6. ^ a b Westenenk, L. C. (1919). Aanteekeningen omtrent het hoornopschrift van Loeboek Blimbing in de marga Sindang Bliti, onder-afdeeling Redjang, afdeeling Lebong, residentie Benkoelen. Weltevreden: Albrecht & Co. hlm. 448 – 459.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 4 - 5.
  8. ^ "Carian Umum". prpm.dbp.gov.my. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  9. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  10. ^ Pitri, Nandia (Desember 2019). "Batik Incung dan Islam di Kerinci". Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. 19 (2): 27 – 39. 
  11. ^ a b Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 1.
  12. ^ M. A. Jaspan (1964). Folk literature of South Sumatra: Redjang Ka-Ga-Nga Texts (dalam bahasa English). Internet Archive. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  13. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 2.
  14. ^ Mahdi, Sutiono (2014). Aksara base besemah : pelajaghan mbace nga nulis urup ulu (surat ghincung). Dewi Saputri. Bandung. ISBN 978-602-9238-64-8. OCLC 906670726. 

Daftar pustaka

  • Sarwono, Sarwit; Rahayu, Ngudining (2014). Pusat Penulisan dan Para Penulis Manuskrip Ulu di Bengkulu (PDF). Universitas Bengkulu: UNIB Press. ISBN 978-979-9431-85-1. 
  • Pudjiastuti, Titik (1996). Aksara dan Naskah Kuno Lampung Dalam Pandangan Masyarakat Lampung Kini (PDF). Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • l
  • b
  • s
Jenis-jenis aksara
Gambaran
Daftar
Jenis
Brahmi
Utara
Selatan
Kawi
Lainnya
Linear
Non-linear
  • Adinkra
  • Aztek
  • Simbol Bliss
  • Dongba
  • Ersu Shaba
  • Emoji
  • IConji
  • Isotype
  • Kaidā
  • Míkmaq
  • Mixtec
  • Nsibidi
  • Hieroglif Ojibwe
  • Siglas poveiras
  • Testerian
  • Yerkish
  • Zapotec
Tionghoa
Aksara Han
Dipengaruhi Tionghoa
Logosilabis lainnya
Logokonsonan
Sistem bilangan
Penuh
Pengulangan
  • Espanca
  • Pahawh Hmong
  • Aksara kecil Khitan
  • Hispania Kuno Barat Daya
  • Zhuyin fuhao
  • ASLwrite
  • SignWriting
  • si5s
  • Notasi Stokoe
  • l
  • b
  • s
Braille ⠃⠗⠁⠊⠇⠇⠑
Braille cell
  • 1829 braille
  • International uniformity
  • ASCII braille
  • Unicode braille patterns
Braille scripts
French-ordered
Keluarga Nordik
  • Estonia
  • Faroe
  • Islandia
  • Sami Utara
  • Skandinavia
    • Denmark
    • Finlandia
    • Greenland
    • Norwegia
    • Swedia
Russian lineage family
i.e. Cyrillic-mediated scripts
  • Belarusia
  • Bulgaria
  • Kazakh
  • Kyrgyz
  • Mongolia
  • Rusia
  • Tatar
  • Ukraina
Egyptian lineage family
i.e. Arabic-mediated scripts
Indian lineage family
i.e. Bharati Braille
Other scripts
  • Amharic
  • Armenia
  • Burma
  • Kamboja
  • Dzongkha (bahasa Bhutan)
  • Georgia
  • Yunani
  • Ibrani
  • Inuktitut (reassigned vowels)
  • Thai dan Lao (Japanese vowels)
  • Tibet
Reordered
  • Braille bahasa Algeria (obsolete)
Frequency-based
  • Braille bahasa Amerika (obsolete)
Independent
Eight-dot
  • Luksemburg
  • Kanji
  • Gardner–Salinas braille codes (GS8)
Symbols in braille
  • Braille music
  • Canadian currency marks
  • Computer Braille Code
  • Gardner–Salinas braille codes (science; GS8/GS6)
  • International Phonetic Alphabet (IPA)
  • Nemeth braille code
Braille technology
  • Braille e-book
  • Braille embosser
  • Braille translator
  • Braille watch
  • Mountbatten Brailler
  • Optical braille recognition
  • Perforation
  • Perkins Brailler
  • Refreshable braille display
  • Slate and stylus
  • Braigo
Persons
  • Louis Braille
  • Charles Barbier
  • Valentin Haüy
  • Thakur Vishva Narain Singh
  • Sabriye Tenberken
  • William Bell Wait
Organisations
  • Braille Institute of America
  • Braille Without Borders
  • Japan Braille Library
  • National Braille Association
  • Blindness organizations
  • Schools for the blind
  • American Printing House for the Blind
Other tactile alphabets
  • Decapoint
  • Moon type
  • New York Point
  • Night writing
  • Vibratese
Related topics
  • Accessible publishing
  • Braille literacy
  • RoboBraille
  • l
  • b
  • s
Sistem tulisan elektronik