Seblang

Seblang di Olehsari

Ritual Seblang adalah salah satu ritual upacara masyarakat Osing yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam wilayah kecamatan Glagah, Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan Olehsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tenteram. Ritual ini mirip seperti ritual Sintren di wilayah Banyumas dan Cirebon, atau Sanghyang dedari di Pulau Bali.

Penyelenggaraan tari Seblang di dua desa tersebut berbeda waktunya, di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri dengan penari perempuan yang masih perawan, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha dan penarinya harus perempuan yang sudah menopouse. Namun keduanya juga mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama ditarikan selama tujuh hari berturut-turut dalam kondisi sang penari kerasukan (trance) roh leluhur.[1] Para penarinya dipilih secara supranatural oleh seseorang yang biasa disebut masyarakat sekitar dengan Gambuh atau juga dikenal sebagai pawang, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya.

Sejarah

Seblang sudah ada di Olehsari sejak tahun 1930, namun dipercaya, Tari Seblang sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, berusia ratusan tahun, hingga sulit dilacak bagaimana asal usul dimulainya. Namun, salah satu teori mengatakan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). (Teori ini diragukan karena sebelum semi lahir, Seblang sudah ada dan Gandrung sebagai buah keturunan Seblangpun sudah ada). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.

Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang Gambuh atau pawang. Sang penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil memegang tempeh (nampan bambu). Sang pawang mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantra. Setelah sang penari kesurupan (tak sadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), dengan tanda jatuhnya tampah tadi, maka pertunjukan pun dimulai. Penari seblang yang sudah kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah sang pawang serta irama gendhing yang dimainkan. Kadang juga berkeliling desa sambil menari. Setelah beberapa lama menari, kemudian si seblang melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang. Jika tidak, maka dia akan dikejar-kejar oleh Seblang sampai mau menari.

Musikal

Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron. Sedangkan di Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal.

Busana

Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprog atau mahkota, baju, dan selendang. Pada penari Seblang di desa Olehsari, omprog biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprog. Baju berwarna dominan hijau sampai kuning. Dan selendangnya diselipkan kepinggang.

Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprog yang dipakai terbuat dari kain kaffan yang disuwir - suwir hingga menutup sebagian wajah penari,atasnya dari bunga kuburan. Baju berwarna dominan kuning kemerah - merahan.

Disamping unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.

Referensi

  1. ^ "Kisah Nyata: 7 Hari Tinggal di Desa Penari di Kota B - Teras.ID". www.teras.id. Diakses tanggal 2019-09-25. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Seblang, Menari dengan Roh Kompas
  • l
  • b
  • s
Topik Banyuwangi
Bupati: Hj. Ipuk Fiestiandani, S.Pd — Wakil Bupati: H. Sugirah S.Pd, M.Si
Politik & Pemerintahan
Eksekutif
Legislatif
Lambang Kabupaten Banyuwangi
Sejarah
Pra kemerdekaan
Kerajaan Blambangan  • Wong Agung Wilis  • Perang Bayu  • Pangeran Jagapati  • Tawangalun  • Pangeran Danureja  • Sayu Wiwit
Pasca kemerdekaan
Lokasi terkenal dan Wisata
Wisata Sejarah dan Religi
Wisata Kota
Pantai dan Laut
Pantai Wedi Ireng  • Pantai Muara Mbaduk  • Pantai Sukamade  • Bangsring Under Water  • Pantai Cemara  • Pantai Lampon  • Pantai Parangkursi  • Pantai Plengkung  • Pulau Merah  • Teluk Hijau  • Pantai Rajegwesi  • Pantai Boom  • Pulau Tabuhan  • Pantai Grajagan  • Pantai Watudodol  • Pantai Cacalan  • Pantai Mustika  • Pantai Muncar  • Pantai Trianggulasi  • Pulau Santen  • Pantai Blimbingsari  • Pantai Pancur  • Blok Bedul
Gunung
Air Terjun dan Pemandian
Kampung Anyar  • Lider  • Tirto Kemanten  • Kali Selogiri  • Selendang Arum  • Kalibendo  • Telunjuk Raung  • Pemandian Tamansuruh  • Desa Wisata Osing  • Umbul Pule  • Umbul Bening
Agrowisata
Agrowisata Kaliklatak  • Agrowisata Kendenglembu  • Agrowisata Malangsari  • Agrowisata Bayu Lor  • Agrowisata Kalitlepak
Transportasi
Darat
Terminal Brawijaya  • Terminal Jajag  • Terminal Muncar  • Terminal Sritanjung  • Stasiun Ketapang (Banyuwangi)  • Stasiun Argopuro  • Stasiun Banyuwangi Kota  • Stasiun Rogojampi  • Stasiun Singojuruh  • Stasiun Temuguruh  • Stasiun Kalisetail  • Stasiun Sumberwadung  • Stasiun Glenmore  • Stasiun Kalibaru  • Kereta di bawah operasional Daop 9 KAI region Banyuwangi: Mutiara Timur  • Wijaya Kusuma  • Pandanwangi  • Probowangi  • Sri Tanjung  • Tawang Alun
Laut
Pelabuhan Ketapang  • Pelabuhan Tanjung Wangi  • Pelabuhan Marina Boom  • Pelabuhan Muncar
Udara
Seni & Budaya
Bahasa dan Kesusastraan
Bahasa Osing  • Mocoan Lontar
Drama dan Tarian
Tari Gandrung  • Seblang
Upacara Adat
Gredoan  • Puter Kayun  • Ider Bumi  • Endhog-endhogan  • Kebo-Keboan  • Mantu Kucing
Banyuwangi Festival
Kuliner
Makanan
Sego Tempong  • Sego Cawuk  • Rujak Soto  • Pecel Pithik  • Kesrut  • Pecel Rawon  • Pindang Koyong
Minuman
Kopi lanang  • Kopi duren  • Kopi uthek
Jajanan
Jenang bedhil  • Kethot  • Lanun  • Kontol kambing