Kerajaan Singapura

Kerajaan Singapura
1299–1398
Peta Kerajaan Singapura
Peta Kerajaan Singapura
Ibu kotaSingapura
Bahasa yang umum digunakanMelayu Kuno
Agama
Hinduisme, Buddhisme dan Animisme
PemerintahanMonarki
Raja 
• 1299–1347
Sri Tri Buana
• 1347–1362
Paduka Seri Wikrama Wira
• 1362–1375
Paduka Seri Rana Wikrama
• 1375–1389
Paduka Seri Maharaja
• 1389–1398
Parameswara
Sejarah 
• Didirikan
1299
• Serangan Majapahit
1398
Mata uangKoin emas dan perak
Kode ISO 3166SG
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Melayu
kslKesultanan
Malaka
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Bagian dari seri artikel mengenai
Sejarah Singapura
Sejarah awal Singapura (pra-1819)
  • Kerajaan Singapura (1299–1398)
Pendirian Singapura modern (1819–1826)
Negeri-Negeri Selat (1826–67)
Koloni mahkota (1867–1942)
Pertempuran Singapura (1942)
Pendudukan Jepang (1942–45)
  • Sook Ching (1942)
Masa setelah perang (1945–62)
  • Dewan Legislatif Pertama (1948–1951)
  • Tragedi Nadra (1950)
  • Dewan Legislatif Kedua (1951–1955)
  • Kerusuhan Anti-Pelayanan Nasional (1954)
Pemerintahan dalam negeri sendiri (1955–1962)
  • Kerusuhan bus Hock Lee (1955)
Penggabungan dengan Malaysia (1962–65)
Republik Singapura (1965–sekarang)
  • Portal Singapura
  • l
  • b
  • s

Kerajaan Singapura atau Kerajaan Temasek adalah sebuah kerajaan Melayu yang pernah berpusat di wilayah Temasek yang kini adalah pulau Singapura modern. Sejarah konvensional menyebutkan kerajaan ini didirikan pada tahun 1299 oleh Sang Nila Utama, pangeran pelarian dari Palembang yang berdasarkan Sulalatus Salatin mengaku memiliki trah keturunan penguasa Melayu-India-Persia.[1]:37, 88-92[2][3] Pandangan pendirian ini dipertentangkan dengan pandangan sejarah yang baru yang mengatakan bahwa kerajaan ini telah didirikan sejak tahun 1170.

Sejarah

Pendirian awal

Serangkaian serangan yang diluncurkan oleh Kekaisaran Chola pada abad ke-11 telah melemahkan kerajaan Melayu Sriwijaya pada waktu itu, dan pada akhir abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya terpecah dari kerajaan Jawa, Kertanegara terhadap Singhasari. Pada tahun 1275, ia mengeluarkan perintah yaitu melaksanakan ekspedisi Pamalayu untuk menaklukkan Sumatra. Pada tahun 1288, pasukan laut Singhasari akhirnya dapat merebut Jambi dan Palembang dan membawa Sriwijaya bertekuk lutut. Kehancuran total Sriwijaya menyebabkan para pangeran dan bangsawan Sriwijaya meninggalkan kerajaannya dan menyebar ke daerah lain. Pemberontakan terhadap kerajaan Jawa terjadi dan upaya yang dilakukan oleh pangeran Melayu adalah melarikan diri agar nantinya dapat menghidupkan kembali Kerajaan, dan akhirnya meninggalkan wilayah Sumatera Selatan dalam kekacauan dan kehancuran.

Referensi

  1. ^ Kheng, Cheah Boon; Ismail, Abdul Rahman Haji, ed. (1998). Sejarah Melayu The Malay Annals MS RAFFLES No. 18 Edisi Rumi Baru/New Romanised Edition. Academic Art & Printing Services Sdn. Bhd. ISBN 967-9948-13-7. 
  2. ^ Abshire 2011, hlm. 19
  3. ^ Tsang & Perera 2011, hlm. 120

Bibliografi

  • A. Samad, Ahmad (1979), Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu), Dewan Bahasa dan Pustaka, ISBN 983-625-601-6, diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-12, diakses tanggal 2012-11-11 
  • Abdul Rahman, Haji Ismail; Abdullah Zakaria, Ghazali; Zulkanain, Abdul Rahman (2011), A New Date on the Establishment of Melaka Malay Sultanate Discovered (PDF), Institut Kajian Sejarah dan Patriotisme ( Institute of Historical Research and Patriotism ), diakses tanggal 2012-11-04 [pranala nonaktif permanen]
  • Abshire, Jean E. (2011), The History of Singapore, Greenwood, ISBN 978-0-313-37742-6 
  • Aljunied, Syed Muhd Khairudin; Heng, Derek (2009), Reframing Singapore: Memory - Identity - Trans-Regionalism, Amsterdam University Press, ISBN 978-9-089-64094-9 
  • Buyers, Christopher, The Ruling House of Malacca – Johor, diakses tanggal 2012-10-04 
  • Commonwealth Secretariat (2004), Commonwealth Yearbook 2006, Commonwealth Secretariat, ISBN 978-0-954-96294-4 
  • Dewan Bahasa dan Pustaka (2010), Search: Singa, diakses tanggal 2010-12-06 
  • Heng, Derek (2005), "Continuities and Changes : Singapore as a Port-City over 700 Years", Biblioasia, National Library Board, 1, ISSN 0219-8126 
  • Heidhues, Mary Somers (2001), Southeast Asia: A Concise History, Hudson and Thames, ISBN 978-0-500-28303-5 
  • Leyden, John (1821), Malay Annals (translated from the Malay language), Longman, Hurst, Rees, Orme and Brown 
  • Liow, Joseph Chinyong (2004), The Politics of Indonesia-Malaysia Relations: One Kin, Two Nations, Routledge, ISBN 978-0-415-34132-5 
  • O'Mara, Michael (1999), Facts About the World's Nation, H. W. Wilson, ISBN 978-0-824-20955-1 
  • Ooi, Keat Gin (2004), Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, ABC-CLIO, ISBN 1-57607-770-5 
  • Ooi, Keat Gin (2009), Historical Dictionary of Malaysia, Scarecrow Press, ISBN 978-081-0-85955-5 
  • Sabrizain, Palembang Prince or Singapore Renegade?, diakses tanggal 2012-10-04 
  • Sinha, Prakash Chandra (2006), Encyclopedia of South East and East Asia, Anmol Publications Pvt Ltd, ISBN 978-8-126-12646-0 
  • Taylor, Nora A. (2000), Studies on Southeast Asia (Studies on Southeast Asian Art: Essays in Honor of Stanley J. O'Connor), 29, Southeast Asia Program Publications, ISBN 978-0-877-27728-6 
  • Tsang, Susan; Perera, Audrey (2011), Singapore at Random, Didier Millet, ISBN 978-9-814-26037-4 
  • Windstedt, Richard Olaf (1938), "The Malay Annals or Sejarah Melayu", Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, The Branch, XVI 

Galat Lua: unknown error.