Lagerstätte

Bagian dari seri
Paleontologi
Fosil
  • Fosilisasi
  • Fosil jejak (Ichnofosil)
  • Mikrofosil
  • Persiapan fosil
  • Fosil indeks
  • Daftar Fosil
  • Daftar situs fosil
  • Lagerstätte
  • Daftar Fosil peralihan
  • Daftar fosil evolusi manusia
Sejarah alam
  • Biogeografi
  • Kepunahan massal
  • Geokronologi
  • Skala waktu geologi
  • Catatan geologis
  • Sejarah kehidupan
  • Abiogenesis
  • Garis waktu evolusi makhluk hidup
  • Fosil transisi
Evolusi dari berbagai Organ tubuh
  • Terbang pada burung
  • Sel
  • Multisel
  • Mata
  • Flagela
  • Rambut
  • Evolusi mosaik
  • Sistem syaraf
  • Seks
Evolusi dari beragam jenis takson
  • Burung
  • Kupu-kupu
  • Sefalopoda
  • Cetacea
  • Dinosaurus
  • Ikan
  • Fungi
  • Manusia
  • Serangga
  • Mamalia
  • Moluska
  • Tumbuhan
  • Reptil
  • Sapi laut
  • Laba-laba
  • Kuda
  • Tetrapoda
Sejarah paleontologi
Cabang-cabang
Kategori
  • l
  • b
  • s

Lagerstätte (Jerman: [ˈlaːɡɐˌʃtɛtə], dari Lager 'penyimpanan, sarang' Stätte 'tempat'; jamak: Lagerstätten) adalah endapan sedimenter dengan fosil yang terawetkan dengan baik—terkadang mengandung jaringan lunak yang terawetkan. Ini biasanya terbentuk dari bangkai yang terkubur di lingkungan anoksik dengan jumlah bakteri yang sedikit, membuat proses penguraian memperlambat dalam waktu yang lama sampai terbentuk jejak yang awet terbentuk di batuan yang menimpa bangkai tersebut. Fosil-fosil yang ditemukan di sebuah situs Lagerstätte umumnya utuh, dan/atau berupa fosil jejak/cetakan. Waktu geologis Lagerstätten membentang dari era Neoproterozoikum sampai sekarang. Contoh-contoh tempat fosilisasi yang hampir sempurna di seluruh dunia adalah Batu Maotianshan dan Batu Burgess dari periode Kambrium, Biota Waukesha dari periode Silur, Batu Hunsrück dan Formasi Gogo dari periode Devon, Batu Posidonia dan Gamping Solnhofen dari Jura, Formasi Yixian, Santana, dan Agua Nueva dari periode Kapur, Formasi Green River dari kala Eosen, Maar Foulden dari kala Miosen, Gua Naracoorte dan La Brea Tar Pits dari kala Pleistosen.

Istilah Lagerstätte pertamakali digunakan oleh Adolf Seilacher pada 1970.[1]

Pengawetan

Pada wilayah Lagerstätten, proses pembusukan setelah suatu makhluk hidup mati terhambat, menyebabkan spesimen yang mati terawetkan dengan sangat baik. Hal ini dapat terjadi dalam kondisi-kondisi berikut:

  • Kondisi anoksik atau hampir anoksik, seperti pada lumpur bebas oksigen, yang menghambat proses dekomposisi.
  • Suatu spesimen terkubur pada abu vulkanik, yang mencegah predator memakan daging mangsa, juga menciptakan kondisi rendah oksigen.
  • Penguburan dengan cepat yang disebabkan oleh longsor lumpur
  • Penguburan di kondisi air tinggi garam.

Kondisi-kondisi tersebut mencegah pemangsa dan bakeri untuk menyentuh spesimen tersebut.

Daftar singkat Lagerstätten

Sudah ada sekitar 50 Lagerstätten yang sudah diakui secara resmi[2]

Referensi

  1. ^ Seilacher A. 1970. Begriff und Bedeutung der Fossil-Lagerstätten: Neues Jahrbuch fur Geologie und Paläontologie. Monatshefte 1970: 34–39.
  2. ^ "Fossil Lagerstätten". Department of Earth Sciences, University of Bristol. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-12. Diakses tanggal 2005-11-21.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) — A catalogue of sites of exceptional fossil preservation produced by MSc palaeobiology students at University of Bristol's Department of Earth Sciences.