Ekonomi Buddha

Slogan di Bhutan mengenai kebahagiaan nasional bruto di Sekolah Seni Tradisional Thimphu.
Bagian dari seri tentang
Anti-konsumerisme
Teori dan gagasan
  • Afluenza
  • Budaya alternatif
  • Anti-kapitalisme
  • Bangunan otonom
  • Peretasan papan reklame
  • Bioekonomi
  • Ekonomi Buddha
  • Hari Tidak Membeli Apa-apa
  • Konsumsi kolaboratif
  • Kolapsologi
  • Komodifikasi
  • Fetisisme komoditas
  • Umum
  • Komunitas
  • Gangguan pembelian kompulsif
  • Konsumsi mencolok
  • Kapitalisme Konsumen
  • Konsumerisme
  • Keramahan
  • Kritik iklan
  • Kemacetan budaya
  • Degrowth
  • Lakukan sendiri
  • Pergeseran Bawah
  • Hari Overshoot Bumi
  • Ekonomi ekologis
  • Ecovillage
  • Konsumerisme etis
  • Keadilan lingkungan
  • Ekologi politik feminis
  • Freeganisme
  • Ekonomi hadiah
  • Konsumsi hijau
  • Hiperkonsumerisme
  • Makanan lokal
  • Mikrogenerasi
  • Konsumsi berlebih
  • Keusangan yang direncanakan
  • Ekologi politik
  • Pasca-konsumerisme
  • Pasca pertumbuhan
  • Ilmu pasca-normal
  • Hak untuk memperbaiki
  • Pengorganisasian mandiri
  • Hidup sederhana
  • Makanan Lambat
  • Spectacle
  • Ekonomi kondisi mapan
  • Subverting
  • Perilaku konsumen berkelanjutan
  • Konsumsi berkelanjutan
Karya-karya terkenal
  • Walden
  • The Theory of the Leisure Class
  • Brave New World
  • The Affluent Society
  • One-Dimensional Man
  • The Society of the Spectacle (book · film)
  • The Consumer Society: Myths and Structures [fr]
  • Steal This Book
  • Small Is Beautiful
  • To Have or to Be?
  • Future Primitive and Other Essays
  • Fight Club (novel · film)
  • Escape from Affluenza
  • No Logo
  • Profit over People: Neoliberalism
    and Global Order
  • The Cultural Creatives
  • Affluenza: The All-Consuming Epidemic
  • Evasion
  • The Corporation
  • Surplus: Terrorized into Being Consumers
  • So, What's Your Price?
  • What Would Jesus Buy?
Organisasi dan kelompok
  • Adbusters
  • Crass
  • CrimethInc.
  • Deep Green Resistance
  • Democracy Now!
  • Earth Liberation Front
  • Fifth Estate
  • Freecycle
  • Green Anarchy
  • Institute for Social Ecology
  • Monthly Review
  • Rage Against the Machine
  • Reverend Billy
  • The Venus Project
  • The Yes Men
  • 350.org
Tokoh
Gerakan sosial terkait
Lihat pula
  • l
  • b
  • s
Ekonomi

  Ekonomi menurut kawasan 

Afrika · Amerika
Amerika Selatan · Asia
Eropa · Oseania

Kategori umum

Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks

Bidang dan subbidang

Perilaku  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Teori permainan
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Geografi Ekonomi  · Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi

Teknik

Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional

Daftar

Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom

Ideologi ekonomi  

Anarkisme · Kapitalisme
Komunisme · Korporatisme
Fasisme · Georgisme
Islam  · Globalisasi Ekonomi
Pasar sosialisme · Merkantilisme
Proteksionis · Sosialisme
Sindikalisme · Jalan Ketiga

Portal Bisnis dan ekonomi
Kotak ini:
  • lihat
  • bicara
  • sunting

Ekonomi Buddhis adalah suatu pendekatan spiritual dan filosofis untuk mempelajari ekonomi.[1] Ekonomi Buddhis meneliti psikologi pikiran manusia dan emosi yang mengarahkan aktivitas ekonomi, dalam konsep-konsep tertentu seperti kecemasan, aspirasi, dan prinsip aktualisasi diri. Dalam pandangan para pendukungnya, ekonomi Buddhis bertujuan untuk menghilangkan kebingungan tentang apa yang berbahaya dan apa yang bermanfaat dalam berbagai kegiatan manusia yang melibatkan produksi dan konsumsi barang dan jasa, yang pada akhirnya berusaha mewujudkan manusia yang dewasa secara etis.[2] Tujuan lain ideologi ini adalah untuk "menemukan sebuah jalan tengah antara masyarakat yang murni duniawi dan masyarakat konvensional yang statis."[3]

Ekonom Sri Lanka Neville Karunatilake menulis bahwa: "Sebuah sistem ekonomi Buddhis memiliki fondasinya dalam pengembangan suatu usaha yang kooperatif dan harmonis dalam kehidupan kelompok. Keegoisan dan pengejaran materialistis harus dihilangkan dengan mengembangkan diri manusia sendiri."[4]

Raja Bhutan Jigme Singye Wangchuck dan pemerintahannya telah mempromosikan konsep "kebahagiaan nasional bruto" (GNH) sejak tahun 1972, berdasarkan nilai-nilai spiritual Buddhis, sebagai tandingan untuk mengukur perkembangan suatu negara melalui produk domestik bruto (PDB). Ini menunjukkan komitmen untuk membangun ekonomi yang akan mengikuti budaya Bhutan berdasarkan pada nilai-nilai spiritual Buddhis alih-alih pengembangan materi, seperti yang diukur dengan PDB saja.[5]

Profesor ekonomi AS Clair Brown menyusun suatu kerangka ekonomi Buddhis yang mengintegrasikan pendekatan kapabilitas Amartya Sen dengan kemakmuran dan kelestarian bersama. Dalam model ekonomi Buddhis-nya, penilaian kinerja ekonomi didasarkan pada seberapa baik ekonomi memberikan kualitas hidup yang tinggi kepada semua orang seraya melindungi lingkungan.[6] Selain output dalam negeri (atau konsumsi), pengukuran kinerja ekonomi mencakup pemerataan, keberlanjutan (kelestarian), dan kegiatan-kegiatan yang menciptakan kehidupan yang bermakna. Kesejahteraan seseorang tergantung pada pembinaan kekayaan batin (spiritual) bahkan lebih daripada kekayaan luar (materi).[7]

Ekonomi Buddhis berpendapat bahwa keputusan yang benar-benar rasional hanya dapat dibuat ketika kita memahami apa yang menciptakan irasionalitas. Ketika orang memahami apa yang merupakan keinginan, mereka menyadari bahwa semua kekayaan di dunia tidak dapat memuaskannya. Ketika orang memahami keuniversalan rasa takut, mereka menjadi lebih berbelas kasih kepada semua makhluk hidup. Dengan demikian, pendekatan spiritual terhadap ekonomi ini tidak bergantung pada teori dan model, tetapi pada kekuatan esensial kecerdasan, empati, dan pengendalian diri.[2] Dari perspektif seorang Buddhis, ekonomi dan aliran pengetahuan lainnya tidak dapat dipisahkan. Ekonomi adalah komponen tunggal dari upaya gabungan untuk memperbaiki masalah kemanusiaan dan ekonomi Buddhis bekerja dengannya untuk mencapai tujuan bersama yaitu kecukupan sosial, individu, dan lingkungan.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Gross National Happiness » Maintenance Mode Diarsipkan September 2, 2009, di Wayback Machine.
  2. ^ a b c Payutto, Ven. P. A. "Buddhist Economics - A Middle Way for the Market Place" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-12-05. Diakses tanggal 2019-07-06. 
  3. ^ Schumacher, E. F. "BUDDHIST ECONOMICS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 December 2012. Diakses tanggal 4 December 2012. 
  4. ^ Karunatilake, This Confused Society (1976)
  5. ^ "Policy Innovations - Redefining Progress". policyinnovations.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-13. Diakses tanggal 18 July 2015. 
  6. ^ Sen, Amartya (1999). Development as Freedom. Knopf. 
  7. ^ "The Symbolism of the Traditional Temple". 

Pranala luar

Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Ekonomi Buddha.
  • The Reality and Diversity of Buddhist Economics by Wolfgang Drechsler
  • Buddhist Economics by Rufus Pollock
  • Indias-New-Economic-Model-Sustainable-Development-the-Buddhist-Way
  • Dharma Economics by Susmita Barua
  • http://www.urbandharma.org/udharma5/buddhisteco.html#Preface
  • https://web.archive.org/web/20110623122228/http://www.truehappiness.ws/What_is_Buddhist_economics.html
  • http://buddhist-economics.info/documents/puntasen.pdf Diarsipkan 2011-08-12 di Wayback Machine.
  • https://web.archive.org/web/20110610233131/http://www.buddhanet.net/cmdsg/econ2.htm
  • http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1059.htm
  • Buddhist Virtues in Socio-Economic Development, ICDV Conference Vol. Bangkok, May 2011
  • l
  • b
  • s
Pramodern
Modern awal
Modern
Abad ke-20—ke-21
Terkait