Bengkulu Britania

Bengkulu-Inggris
Keresidenan di Imperium Britania
1685–1824
Flag of Bengkulu-Inggris
Panji daerah

Wilayah Bengkulu-Inggris (warna pink) pada tahun 1910
Ibu kotaFort Marlborough
Sejarah
Sejarah 
• Didirikan
1685
• Dibubarkan
1824
Digantikan oleh
Hindia Belanda
Sekarang bagian dari Indonesia

Bengkulu-Inggris (bahasa Inggris: British Bencoolen) adalah wilayah keresidenan milik Perusahaan Hindia Timur Britania (EIC) yang membentang sekitar 300 mil di sepanjang pantai barat daya Sumatera dan berpusat di daerah yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. EIC hadir di sana pada tahun 1685,[1] dan pada tahun 1714 EIC membangun Benteng Marlborough di sana, karena datuk lokal mengizinkan EIC membangun benteng untuk melindungi mereka dari Belanda.

Hubungan yang terjalin antara rakyat provinsi Bengkulu dengan Inggris sudah berjalan sejak lama, yakni sejak abad ke-17. Pada tahun 1682, Belanda (VOC) mampu mengungguli East India Company (EIC), khususnya setelah tercapai kesepakatan antara VOC dengan kerajaan Banten mengenai monopoli perdagangan rempah-rempah. Hal ini memaksa EIC keluar dari Jawa dan harus mencari tempat pangkalan baru yang secara politik dan militer dapat menguntungkan mereka dalam perdagangan rempah-rempah.

Pada awalnya mereka berkeinginan untuk mendirikan perusahaan dagang di Aceh, tetapi keinginan ini ditolak oleh Ratu Aceh, Sultana Zaqiyat -ud-udin Inayat Shah. Penolakan ini membuat EIC berpaling ke wilayah lain yang bersedia untuk menerima mereka, yakni Pariaman dan Barus di Sumatera Barat. Keinginan kedua wilayah ini untuk menerima EIC didorong oleh ketakutan terhadap kekuatan Belanda yang sangat agresif. Namun pada akhirnya pilihan EIC jatuh kepada Bengkulu, ada dua versi catatan sejarah yang menyebabkan terjadinya perubahan pilihan ini, yakni:

  1. Menurut buku Bencoolen: A History of the Honourable East India Company’s Garrison on the West Coast of Sumatra (1685 – 1825), yang ditulis oleh Alan Harfield (1995), perubahan ini disebabkan adanya surat permintaan dari para penguasa di Bengkulu yang mereka terima dua hari menjelang keberangkatan utusan EIC (Ord dan Cawley) dari Madras menuju Pariaman.
  2. Menurut buku Bengkulu dalam Sejarah, yang ditulis oleh Firdaus Burhan (1988), perubahan ini disebabkan oleh kesalahan navigasi dalam pelayaran dari Madras menuju Pariaman dan adanya permintaan dari para penguasa Bengkulu setelah utusan EIC tersebut mendarat di Bengkulu.

Terlepas dari adanya perbedaan di atas, sejarah mencatat bahwa Inggris (EIC) pada akhirnya bercokol di Bengkulu dan rakyat Bengkulu menerima kehadiran mereka. Setibanya mereka di Bengkulu pada tahun 1685, pihak Inggris disambut oleh petinggi Bengkulu pada masa itu, yakni Orang Kaya Lela dan Patih Setia Raja Muda. Dalam beberapa pertemuan selanjutnya pihak Inggris memperoleh izin untuk mendirikan faktori di Bengkulu dan menjalin hubungan dagang dengan para penguasa Bengkulu. Pangkalan pertama yang didirikan oleh Inggris di Bengkulu adalah Fort York. Sejak saat itu Inggris menamakan faktori dagang mereka di Bengkulu sebagai Garnizun EIC di Pantai Barat pulau Sumatra (The Honourable East India Company’s Garrison on the West Coast of Sumatra).

Kehadiran Inggris di Bengkulu berlangsung selama 140 tahun, yaitu dari tahun 1685 sampai dengan bulan Maret 1825, ketika seluruh kekuatan Inggris meninggalkan Bengkulu. Berakhirnya kehadiran Inggris di Bengkulu adalah disebabkan adanya perjanjian antara Raja Inggris dan Raja Belanda, yang ditanda-tangani pada tanggal 17 Maret 1824. Perjanjian ini oleh pihak Inggris disebut The Anglo-Dutch Treaty of 1824, sedangkan pihak Belanda menyebutnya sebagai Traktat London. Perjanjian ini mengatur pertukaran kekuasaan Inggris di Bengkulu dengan kekuasaan Belanda di Melaka dan Singapura (Singapura pada masa itu merupakan bagian dari kerajaan Malaka).

Pembangunan benteng Marlborough

Pada tahun 1714 kondisi Fort York menjadi kritis. Bangunan benteng dan barak-barak telah semakin rapuh, dan air hujan secara terus-menerus membasahi ruangan-ruangan tempat tinggal para penghuni. Selain itu, kondisi bahan makanan yang dikonsumsi oleh tentara Inggris sangat buruk sehingga disiplin para prajurit dan pegawai benteng menjadi turun. Berbagai macam penyakit, umumnya disentri dan malaria, telah menyebabkan sebagian besar prajurit garnizun tidak dapat melaksanakan tugas mereka. Joseph Collet yang menjadi pimpinan Garnizun di Bengkulu pada tahun 1712 menarik kesimpulan bahwa Fort York membutuhkan perbaikan-perbaikan besar dan lokasi benteng itu sebenarnya tidak tepat. Oleh sebab itu pada tanggal 27 Februari 1712, Joseph Collet menulis surat kepada Dewan Direksi EIC yang mengusulkan agar membangun benteng baru di tempat yang disebut Carrang. Lokasi Carrang yang diusulkan oleh Joseph Collet terletak sekitar dua mil dari Fort York (orang Bengkulu menyebutnya Ujung Karang). Usul Joseph Collet untuk membangun benteng baru disetujui oleh Dewan Direktur EIC dan pembangunan benteng baru tersebut dimulai pada tahun 1714.

Benteng baru yang dibangun di Carrang diberi nama Marlborough. Nama ini dipilih oleh Joseph Collet untuk menghormati John Churchill, seorang komandan ternama Inggris yang pernah memenangkan pertempuran di Blenheim pada tahun 1704, Rammilies pada tahun 1706, Oudenarde pada tahun 1708, dan Malplaquet pada tahun 1709. Atas jasa-jasanya ini John Churchill kemudian diberi gelar Duke of Marlborough. Benteng baru yang dibangun oleh Joseph Collet ini kemudian dikenal dengan nama Fort Marlborough. Pembangunan Fort Marlborough selesai seluruhnya pada tahun 1741.

Pemakaman Inggris dan monumen Thomas Parr

Selama 140 tahun berada di Bengkulu, orang-orang Inggris banyak yang meninggal dunia. Kematian orang-orang Inggris tersebut kebanyakan disebabkan oleh serangan penyakit malaria dan disentri, dan tewas dalam konflik-konflik dengan rakyat Bengkulu. Orang-orang Inggris yang meninggal di Bengkulu pada masa itu tercatat sebanyak 709 orang. Apabila diambil angka rata-rata maka selama 140 tahun 5 orang Inggris yang meninggal setiap tahunnya. Sebagian dari orang-orang Inggris tersebut dimakamkan di pemakaman Inggris di Jitra, Bengkulu.

Di Bengkulu pada tahun 1808 dibangun sebuah monumen atau tugu peringatan bagi bangsa Inggris dalam zaman kompeni dulu. Monumen ini disebut oleh orang-orang Bengkulu dengan istilah Kuburan Bulek (kuburan Bulat). Nama sebenarnya dari Kuburan Bulek ini adalah monumen Parr (Parr Monument). Monumen ini dibuat oleh Inggris untuk mengenang pengalaman pahit bangsa Inggris karena di tempat itu dikuburnya Thomas Parr bersama seorang asistennya yang terbunuh dalam satu insiden dengan rakyat Bengkulu pada malam tanggal 27 Desember 1807. Pembunuhan terhadap Thomas Parr ini disebabkan oleh akumulasi rasa tidak puas rakyat Bengkulu terhadap kebijaksanaan yang ditempuh oleh penguasa Inggris. Kebijaksanaan Parr yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pribumi, antara lain pemberlakuan tanam paksa kopi dan pengubahan yang besar dalam peradilan pribumi tanpa persetujuan dan tanpa meminta nasihat dari para Kepala Adat Rakyat Bengkulu.

Bunga Rafflesia Arnoldi

Sir Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi Gubernur Bengkulu pada tahun 1818. Dia tiba di Bengkulu pada bulan Maret 1818 didampingi oleh istrinya Lady Sophia Raffles dan seorang Kepala Adat Jawa Raden Rana Dipura. Dalam perjalanan dari Inggris ke Bengkulu, Lady Sophia Raffles melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Charlotte Sophia Tanjung Segara Raffles. Ketika Raffles tiba di Bengkulu dia menemukan Bengkulu yang luluh lantak akibat gempa bumi, oleh karena itu kota Bengkulu disebut dengan istilah “Tanah Mati”. Namun setelah itu, Raffles bersama-sama dengan rakyat Bengkulu membangun dan membangkitkan kembali Kota Bengkulu dari puing-puing Tanah Mati.

Gubernur Raffles bertugas di Bengkulu selama 6 tahun, yaitu dari tahun 1818 sampai tahun 1824. Selama bertugas di Bengkulu Raffles banyak melakukan perjalanan ke daerah-daerah pedalaman. Dalam salah satu perjalanannya, Raffles dengan didampingi istri dan Dr. Arnold (pakar Botani), singgah di desa Pulau Lebar, Lubuk Tapi (Bengkulu Selatan). Di desa inilah Raffles menemukan bunga yang berukuran sangat besar dan indah. Penduduk setempat menamakan bunga ini Petimun Sikinlili atau Sirih Hantu. Bunga tersebut kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldy, diambil dari nama Raffles dan Dr. Arnold. Bunga Rafflesia Arnoldi saat ini sudah menjadi simbol Provinsi Bengkulu yang dikenal dengan nama Bumi Rafflesia. Bunga Rafflesia pada masa kini masih sering ditemukan di Kawasan Hutan Lindung Rejang Lebong dan desa Talang Tais di kecamatan Kaur Utara (Bengkulu Selatan).

Referensi

  1. ^ Olson JS, Shadle R, editors. Historical Dictionary of the British Empire, Volume 2. page 1074 (at entry for Sumatra). Greenwood Publishing Group, 1996. ISBN 9780313293672

Bibliografi

  • Wilkinson, R. J. (1938). "BENCOOLEN". Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society. Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 16, No. 1 (130). 
  • Bowen, H. V.; Lincoln, Margarette; Rigby, Nigel (2002). The Worlds of the East India Company (edisi ke-illustrated, reprint, revised). Boydell & Brewer. ISBN 1-84383-073-6, 9781843830733. 

Koordinat: 3°47′14″S 102°15′07″E / 3.787093°S 102.251848°E / -3.787093; 102.251848

  • l
  • b
  • s
Legenda
Teritori sekarang
Bekas Teritori
* Sekarang Alam Persemakmuran
Sekarang anggota dari Negara-negara Persemakmuran
  • l
  • b
  • s
Eropa
  • l
  • b
  • s
Amerika Utara
Abad ke-17 dan sebelumnyaAbad ke-18Abad ke-19 dan ke-20
  • 1579 New Albion
  • 1583–1907 Newfoundland
  • 1605–1979 *Saint Lucia
  • 1607–1776 Virginia
  • Sejak 1619 Bermuda
  • 1620–1691 Koloni Plymouth
  • 1623–1883 Saint Kitts (*Saint Kitts & Nevis)
  • 1624–1966 *Barbados
  • 1625–1650 Saint Croix
  • 1627–1979 *Saint Vincent and the Grenadines
  • 1628–1883 Nevis (*Saint Kitts & Nevis)
  • 1629–1691 Koloni Teluk Massachusetts
  • 1632–1776 Maryland
  • Sejak 1632 Montserrat
  • 1632–1860 Antigua (*Antigua & Barbuda)
  • 1636–1776 Connecticut
  • 1636–1776 Pulau Rhode
  • 1637–1662 Koloni New Haven
  • 1643–1860 Bay Islands
  • Sejak 1650 Anguilla
  • 1655–1850 Mosquito Coast (Protektorat)
  • 1655–1962 *Jamaika
  • 1663–1712 Carolina
  • 1664–1776 New York
  • 1665–1674 dan 1702–1776 New Jersey
  • Sejak 1666 Kepulauan Virgin Britania Raya
  • Sejak 1670 Kepulauan Cayman
  • 1670–1973 *Bahama
  • 1670–1870 Rupert's Land
  • 1671–1816 Kepulauan Leeward
  • 1674–1702 Jersey Timur
  • 1674–1702 Jersey Barat
  • 1680–1776 New Hampshire
  • 1681–1776 Pennsylvania
  • 1686–1689 Dominion of New England
  • 1691–1776 Massachusetts
  • 1701–1776 Delaware
  • 1712–1776 Carolina Utara
  • 1712–1776 Carolina Selatan
  • 1713–1867 Nova Scotia
  • 1733–1776 Georgia
  • 1762–1974 *Grenada
  • 1763–1978 Dominica
  • 1763–1873 Pulau Prince Edward
  • 1763–1791 Quebec
  • 1763–1783 Florida Timur
  • 1763–1783 Florida Barat
  • 1784–1867 New Brunswick
  • 1791–1841 Kanada Bawah
  • 1791–1841 Kanada Atas
  • Sejak 1799 Kepulauan Turks dan Caicos
  • 1818–1846 Columbia District/Oregon Country1
  • 1833–1960 Kepulauan Windward
  • 1833–1960 Kepulauan Leeward
  • 1841–1867 Provinsi Kanada
  • 1849–1866 Pulau Vancouver
  • 1853–1863 Koloni Kepulauan Queen Charlotte
  • 1858–1866 Columbia Britania Raya
  • 1859–1870 North-Western Teritori
  • 1860–1981 *Britania Raya Antigua and Barbuda
  • 1862–1863 Stikine Teritori
  • 1866–1871 Vancouver Pulau and Britania Raya Columbia
  • 1867–1931 *Dominion of Canada2
  • 1871–1964 Britania Raya Honduras (*Belize)
  • 1882–1983 *Saint Kitts and Nevis
  • 1889–1962 Trinidad and Tobago
  • 1907–1949 Dominion of Newfoundland3
  • 1958–1962 West Indies Federation
  • 1 Occupied jointly with the United States.
  • 2 In 1931, Canada and other Britania Raya dominions obtained self-government through the Statute of Westminster. See Canada's name.
  • 3 Gave up self-rule in 1934, but remained a de jure Dominion until it joined Canada in 1949.
  • l
  • b
  • s
Amerika Selatan
  • 1651–1667 Willoughbyland (Suriname)
  • 1670–1688 Saint Andrew and Providence Kepulauan4
  • 1831–1966 Britania Raya Guiana (Guyana)
  • Sejak 1833 Falkland Kepulauan5
  • Sejak 1908 South Georgia and the South Sandwich Kepulauan5
  • 4 Sekarang the San Andrés y Providencia Department of Colombia.
  • 5 Occupied by Argentina during the Falklands War of April–June 1982.
  • l
  • b
  • s
Afrika
Abad ke-17Abad ke-18Abad ke-19Abad ke-20
  • l
  • b
  • s
Asia
17th and Abad ke-18Abad ke-19Abad ke-20
  • 1685–1824 Bencoolen (Sumatra)
  • 1702–1705 Con Dao
  • 1757–1947 Bengal (West Bengal (India) and Bangladesh)
  • 1762–1764 Manila
  • 1786-1946 Penang
  • 1795–1948 Ceylon (Sri Lanka)
  • 1796–1965 Maldives
  • 1812–1824 Banka (Sumatera)
  • 1812–1824 Belitung (Sumatera)
  • 1819–1826 Britania Raya Malaya (Peninsular Malaysia and Singapore)
  • 1824–1946 Straits Settlement of Malacca
  • 1826–1946 Straits Settlements
  • 1839–1967 Koloni Aden
  • 1839–1842 Afghanistan
  • 1841–1997 Hong Kong
  • 1841–1946 Kerajaan of Sarawak (Malaysia)
  • 1848–1946 Koloni Mahkota Labuan
  • 1858–1947 India Britania Raya (India, Pakistan dan Bangladesh, Burma)
  • 1879–1919 Afghanistan
  • 1882–1963 Britania Raya North Borneo (Malaysia)
  • 1885–1946 Unfederated Malay States
  • 1888–1984 Kesultanan of Brunei
  • 1888–1946 Kesultanan Sulu
  • 1891–1971 Muscat and Oman Protektorat
  • 1892–1971 Trucial States Protektorat
  • 1895–1946 Federated Malay States
  • 1898–1930 Weihai Garrison
  • 1878–1960 Cyprus
  • 1918–1961 Protektorat Kuwait
  • 1920–1932 Iraq8
  • 1921–1946 Transyordania7
  • 1923–1948 Palestine8
  • 1945–1946 [Perang Vietnam (1945–1946)
8 League of Nations mandate.
  • l
  • b
  • s
Oceania
18 and 19th centuriesAbad ke-20
  • 1788–1901 New South Wales
  • 1803–1901 Van Diemen's Land/Tasmania
  • 1807–1863 Auckland Kepulauan9
  • 1824–1980 New Hebrides (Vanuatu)
  • 1824–1901 Queensland
  • 1829–1901 Swan River Koloni/Western Australia
  • 1836–1901 South Australia
  • Sejak 1838 Pitcairn Kepulauan
  • 1841–1907 Koloni of New Zealand
  • 1851–1901 Victoria
  • 1874–1970 Fiji10
  • 1877–1976 Britania Raya Western Pacific Territories
  • 1884–1949 Teritori of Papua
  • 1888–1965 Cook Kepulauan9
  • 1889–1948 Union Kepulauan (Tokelau)9
  • 1892–1979 Gilbert and Ellice Kepulauan11
  • 1893–1978 Britania Raya Solomon Kepulauan12
  • 1900–1970 Tonga (protected state)
  • 1900–1974 Niue9
  • 1901–1942 *Commonwealth of Australia
  • 1907–1953 *Dominion of New Zealand
  • 1919–1942 Nauru
  • 1945–1968 Nauru
  • 1919–1949 Teritori New Guinea
  • 1949–1975 Teritori Papua dan Nugini13
  • l
  • b
  • s
Antarktika dan Atlantik Selatan
  • 14 Sejak 2009 part of Saint Helena, Ascension and Tristan da Cunha; Ascension Pulau (1922—) and Tristan da Cunha (1938—) were previously dependencies of Saint Helena.
  • 15 Both claimed in 1908; territories formed in 1962 (Britania Raya Antarctic Teritori) and 1985 (South Georgia and the South Sandwich Kepulauan).