Stasiun Kedinding

Stasiun Kedinding

Tampak depan Stasiun Kedinding, 2020
Lokasi7°26′16″S 112°33′13″E / 7.43778°S 112.55361°E / -7.43778; 112.55361Koordinat: 7°26′16″S 112°33′13″E / 7.43778°S 112.55361°E / -7.43778; 112.55361
Ketinggian+13 m
Operator
Letak
km 43+068 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan[1]
Jumlah peronDua peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur2
  • jalur 1: sepur lurus arah Wonokromo
  • jalur 2: sepur lurus arah Kertosono
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasMusala 
Tipe persinyalan
  • Elektrik tipe Ansaldo[3] (s.d. 2023)
  • Elektrik tipe Elsicom (2023-sekarang, sinyal blok)
Diagram lintasan stasiun
Legenda
ke Tarik
Flyover Kedinding
Eks JPL 79
JPO umum
Calon bangunan baru
Calon JPO penumpang
Bangunan eksisting
ke Krian
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Alat pengangkut tebu yang terletak di barat daya Stasiun Kedinding—kini sudah tidak terpakai
Kereta api melintas langsung Stasiun Kedinding, 1927

Stasiun Kedinding (KDN) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kedinding, Tarik, Sidoarjo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +13 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya. Letak stasiun ini cukup strategis karena terletak sekitar 2 km sebelah barat dari Jalan Raya Krian–Mojosari, tepatnya di dekat Pasar Desa Temu, Prambon, dan terhubung dengan jalan desa.

Di sebelah barat stasiun ini terdapat perlintasan sebidang jalan desa yang telah diubah menjadi jalan layang dengan kode register Flyover Pengganti JPL 79 karena perlintasan tersebut masuk ke dalam emplasemen stasiun ini. Flyover ini secara resmi dioperasikan pada 7 Maret 2024.

Sejarah

Di sebelah barat stasiun, terdapat sebuah rangka crane yang pada zaman dahulu berfungsi sebagai fasilitas kegiatan bongkar muat tebu dari kereta lori tebu ke gerbong barang kereta api. Dahulu juga ada rel lori tebu yang menghubungkan bagian barat stasiun dengan Pabrik Gula Watutulis, yang sudah lama ditutup oleh PTPN X.[4]

Bangunan dan tata letak

Pada awalnya Stasiun Kedinding memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Semenjak penggantian sistem persinyalan di stasiun ini dari mekanik menjadi elektrik produksi Ansaldo[per kapan?], sepur lurusnya diubah dari jalur 2 menjadi jalur 3. Setelah jalur ganda segmen MojokertoSepanjang dioperasikan per 1 Desember 2023[5], tata letak jalur di stasiun ini diubah sehingga hanya tersisa menjadi dua jalur tanpa memiliki wesel dan dilengkapi dengan persinyalan blok intermediet. Pada saat pembangunan jalur ganda, jalur 1 yang lama sudah dibongkar karena terdampak pembangunan peron sisi yang tinggi. Jalur 2 yang lama yang sebelumnya merupakan sepur belok diubah menjadi jalur 1 yang baru sebagai sepur lurus baru untuk arah Wonokromo, sedangkan jalur 3 diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus hanya untuk arah Kertosono saja.

Terkait dengan pembangunan jalur ganda tersebut, di stasiun ini sedang ada perombakan besar-besaran oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur (BTP Jatim, sekarang BTP Surabaya) Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Terdapat pembangunan peron baru di sisi tenggara dan barat laut emplasemen stasiun; menggantikan peron pulau yang sudah dibongkar terlebih dahulu. Bangunan lama stasiun ini yang berada di sisi tenggara jalur rel rencananya akan digantikan dengan bangunan baru berukuran lebih besar yang dibangun di sisi barat laut jalur rel. Selain itu, dibangun pula jembatan penyeberangan di dekat bangunan baru stasiun agar nantinya penumpang yang ingin berpindah peron tidak harus melalui jalur rel.

Galeri

  • Tampak dekat Stasiun Kedinding, 2011
    Tampak dekat Stasiun Kedinding, 2011
  • Peron Stasiun Kedinding—diambil dari dalam kereta api Sri Tanjung, 2019
    Peron Stasiun Kedinding—diambil dari dalam kereta api Sri Tanjung, 2019

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ "Rencana Penutupan 9 Pabrik Gula di Jatim Tetap Dilanjutkan". beritasatu.com. 2017-01-12. Diakses tanggal 2018-03-09. 
  5. ^ Kurnia, Dadang (1 Desember 2023). "Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang Beroperasi, Perjalanan Kereta Lebih Singkat". Republika. Surabaya: MahakaX. 

Koordinat: 7°26′13″S 112°33′10″E / 07.4370222°S 112.5526583°E / -07.4370222; 112.5526583{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Tarik
ke arah Kertosono
Kertosono–Wonokromo Krian
ke arah Wonokromo
  • l
  • b
  • s