Stasiun Jambu

Stasiun Jambu
Jambu+479 m
Stasiun Jambu, 2019
Lokasi7°16′47.280″S 110°22′7.453″E / 7.27980000°S 110.36873694°E / -7.27980000; 110.36873694Koordinat: 7°16′47.280″S 110°22′7.453″E / 7.27980000°S 110.36873694°E / -7.27980000; 110.36873694
Ketinggian+479 m
Operator
Letak
km 79+235 lintas Yogyakarta–Magelang KotaAmbarawa[1]
Jumlah peronDua peron sisi yang rendah
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananKereta wisata Ambarawa–Bedono
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1905
Nama sebelumnyaHalte Djamboe
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Wisata warisan sejarah Stasiun berikutnya
Ambarawa
Terminus
Ambarawa Mountain Railway Tour
Ambarawa–Bedono, p.p.
Bedono
Terminus
Diagram lintasan stasiun
Legenda
ke Bedono
ke Ambarawa
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Jambu (JMB) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Jambu, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +479 m ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang.

Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Jalur ini merupakan jalur kereta api pegunungan, menggunakan rel gigi, menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.[3]

Pada tahun 1976, jalur kereta api ini resmi ditutup, tetapi untuk mendukung operasi Museum Kereta Api Ambarawa, maka jalur hanya dipertahankan sampai Stasiun Bedono.

Layanan kereta api

Bangunan generasi pertama Stasiun Jambu, terbuat dari kayu

Hanya satu layanan kereta api yang melayani stasiun ini, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono yang ditarik lokomotif uap dan hanya dijalankan dalam format sewa mengingat usia lokomotif yang tidak memungkinkan untuk dijalankan reguler.[4][5] Di stasiun ini, lokomotif yang menarik kereta api ini akan berganti posisi dari semula di depan menjadi di belakang, sehingga lokomotif ini akan mendorong rangkaian sampai ke Stasiun Bedono.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  4. ^ Adikurnia, Muhammad Irzal (2016-12-19). Asdhiana, I Made, ed. "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  5. ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru Diarsipkan 2015-04-03 di Wayback Machine.
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ambarawa
Museum
ke arah Kedungjati
Kedungjati–Secang Bedono
ke arah Secang


  • l
  • b
  • s