Solusi satu negara

Peta Tepi Barat dan Gaza, 2007. Kesulitan terbesar pada solusi dua negara adalah menetapkan batas negara.
Artikel ini tersedia dalam versi lisan
Dengarkan versi lisan dari artikel ini (2 menit)
noicon
Ikon Wikipedia Lisan
Berkas suara ini dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 2 Maret 2022 (2022-03-02), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.
(Bantuan · Artikel lainnya)

Solusi satu negara (bahasa Inggris: one-state solution) atau solusi binasional adalah solusi yang diusulkan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.[1] Pendukung solusi binasional menganjurkan pendirian satu negara yang mencakup wilayah Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza,[1][2] dengan status kewarganegaraan dan hak-hak yang setara untuk semua penduduk di wilayah tersebut tanpa memandang latar belakang etnis atau agama.[1] Beberapa orang menganjurkan solusi ini atas dasar ideologis,[1] sementara ada pula yang merasa bahwa ini merupakan situasi secara de facto akibat fakta di lapangan.[3][4]

Dukungan

Dalam sebuah survei oleh Palestinian Center for Policy and Survey Research (PSR), terdapat peningkatan terhadap dukungan solusi satu negara dari 24% menjadi 33% hanya dalam kurun waktu 3 bulan di kalangan warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza sekitar awal Mei 2022. Khalil Shikaki, direktur PSR, berujar bahwa sebagian besar dukungan datang dari kalangan muda yang umumnya nasionalis, yang meski begitu, pertumbuhan popularitas terhadap dukungan juga tampaknya lebih menyebar kali ini.[5]

Bagi banyak warga Palestina, berlanjutnya aneksasi oleh Israel terhadap tanah warga Palestina membuat mereka sulit membayangkan terwujudnya pembentukan negara Palestina melalui negosiasi dengan Israel.[5]

Perdebatan

Walaupun masih diperdebatkan oleh para akademisi, solusi ini bukanlah solusi yang ditawarkan secara resmi oleh pemerintah atau badan internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, karena mereka lebih menganjurkan solusi dua negara. Solusi dua negara sebagai konsep umum sudah disepakati oleh pemerintah Israel dan Palestina di Konferensi Annapolis pada bulan November 2007, dan tetap menjadi landasan perundingan yang diusulkan oleh pemerintahan Barack Obama pada tahun 2011. Namun, kedua belah pihak masih belum dapat menemukan penyelesaian secara menyeluruh.[6][7]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Qadaffi, Muammar (2009-01-21). "The One-State Solution". The New York Times. hlm. A33. Diakses tanggal 22 January 2009. 
  2. ^ Felice Friedson, "One-state or two-state solution", The Jerusalem Post, 07/21/2010
  3. ^ George Bisharat (3 September 2010). "Israel and Palestine: A true one-state solution". Washington Post. Diakses tanggal 7 February 2011. 
  4. ^ "One state threat". One State Threat. Reut Institute. 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-30. Diakses tanggal 25 January 2011. 
  5. ^ a b Boehm, Omri (2022-05-5). "Israel-Palestine: Can a one-state solution work?". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2 Oktober 2023.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
  6. ^ Rachel Shabi, "The death of the Israel-Palestine two-state solution brings fresh hope," The Guardian (23 October 2012). Retrieved 17-12-2013.
  7. ^ David Poort, "The threat of a one-state solution," Al Jazeera (26 January 2011). Retrieved 17-12-2013.

Daftar pustaka

  • Ali Abunimah (2007). One Country: A Bold Proposal to End the Israeli–Palestinian Impasse. Macmillan. ISBN 978-0-8050-8666-9. 
  • Alan Dershowitz (4 August 2006). The Case for Peace: How the Arab–Israeli Conflict Can be Resolved. John Wiley and Sons. ISBN 978-0-470-04585-5. Diakses tanggal 29 April 2011. 
  • Dov Friedlander; Calvin Goldscheider (1979). The Population of Israel. Hebrew University of Jerusalem. ISBN 978-0-231-04572-8. 
  • Caroline Glick (4 March 2014). The Israeli Solution: A One-State Plan for Peace in the Middle East. Crown Forum. ISBN 0385348061. Diakses tanggal 29 July 2014. 
  • Susan Lee Hattis (1970). The Bi-National Idea in Palestine during Mandatory Times. Haifa: Shikmona. Diakses tanggal 29 April 2011. 
  • Ruth Gavison, "'Jewish and Democratic? A Rejoinder to the "Ethnic Democracy" Debate," Israel Studies, March 31, 1999
  • Leon, Dan. "Binationalism: A Bridge over the Chasm." Palestine–Israel Journal, July 31, 1999.
  • Martin Buber; Paul R. Mendes-Flohr (1994). A land of two peoples: Martin Buber on Jews and Arabs. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-07802-1. Diakses tanggal 29 April 2011. 
  • Pressman, Jeremy, "The Best Hope – Still?" Diarsipkan 2013-02-18 di Wayback Machine. Boston Review, July/August 2009.
  • Reiner, M., "Palestine – Divided or United? The Case for a Bi-National Palestine before the United Nations" Lord Samuel; E. Simon; M. Smilansky; Judah Leon Magnes. Ihud Jerusalem 1947. Includes submitted written and oral testimony before UNSCOP; IHud's Proposals include: political, immigration, land, development (Reprinted Greenwood Press Reprint, Westport, CT, 1983, ISBN 0-8371-2617-7)
  • Arnon Sofer, Demography in the Land of Israel in the Year 2000, the University of Haifa, 1987
  • "Begin Loyalist Given Inside Track for Dayan's Job", Washington Post, November 14, 1979
  • "Fifteen Years' Successful Conquest Has Wounded Israel's Soul", Washington Post, June 6, 1982
  • Said, E. The End of the Peace Process: Oslo and After, Granta Books, London: 2000
  • Virginia Q. Tilley (2005). The One-State Solution: A Breakthrough for Peace in the Israeli–Palestinian Deadlock. Manchester University Press. ISBN 978-0-7190-7336-6. Diakses tanggal 29 April 2011. 
  • l
  • b
  • s