Sagu

Sagu dijual dalam bentuk lempeng persegi.

Sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau "pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di indonesia sebelum beras mulai dikenal masyarakat seperti sekarang ini. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Pemanenan sagu

Pati sagu kering

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

  1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
  2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka.
  3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.
  4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
  5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.
  6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "basong" di Kendari).

Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20 m, bahkan 30 m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300 kg pati. Suatu survei di Kabupaten Konawe menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.[1] Tanaman sagu dapat berperan sebagai pengaman lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas karbondioksida yang berasal dari lahan rawa dan gambut ke udara (Bintoro, 2008).[2]

Kandungan gizi

Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.

Galeri, mengekstrak sagu

  • Kepingan empulur sagu (Metroxylon sagu).
    Kepingan empulur sagu (Metroxylon sagu).
  • Memarut empulur menggunakan mesin. Simeulue.
    Memarut empulur menggunakan mesin. Simeulue.
  • Serbuk empulur dikumpulkan.
    Serbuk empulur dikumpulkan.
  • Diinjak-injak dan dibilas untuk mengekstrak patinya.
    Diinjak-injak dan dibilas untuk mengekstrak patinya.
  • Pati sagu kering, siap dimasak.
    Pati sagu kering, siap dimasak.
  • 'Nasi' dari sagu, disajikan bersama ikan panggang. Teupah Selatan, Simeulue.
    'Nasi' dari sagu, disajikan bersama ikan panggang. Teupah Selatan, Simeulue.
  • Sagu berbentuk lempeng dibuat dari teras batang gebang.
    Sagu berbentuk lempeng dibuat dari teras batang gebang.

Rujukan

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-05. Diakses tanggal 2007-04-27. 
  2. ^ http://www.http Diarsipkan 2018-09-12 di Wayback Machine.://repository.ipb.ac.id/search?order=DESC&rpp=10&sort_by=0&page=5&query=sagu&etal=0[pranala nonaktif permanen]
2. Flach, M. and F. Rumawas, eds. (1996). Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) No. 9: Plants Yielding Non-Seed Carbohydrates. Leiden: Blackhuys.
  • l
  • b
  • s
Hewan dan Produk hewan
Buah buni dan Buah pohon
  • Huckleberry
  • Bluberi
  • Garcinia gummi-gutta
Sayuran dan akar
Buah geluk dan rempah-rempah
Minyak nabati dan malam
Ekstraksi resin
Getah, gom, lateks.
Lainnya