Rasisme

Bagian dari seri
Diskriminasi
Bentuk
  • Institusional
  • Struktural
Arah diskriminasi
  • Agama
  • Bahasa
  • Difabel
  • Genetika
    • Warna rambut
    • Tekstur rambut
    • Tinggi badan
    • Penampilan
    • Ukuran badan
  • Pangkat dan jabatan
    • Kasta
    • Kelas
  • Rasisme
    • Nordikisme
    • Warna kulit
  • Seks
    • Orientasi seks
  • Umur
Sosial
  • Aseksual
  • Arofobia
  • Adultisme
  • Antialbino
  • Antiautisme
  • Anti pecandu narkoba
  • Antitunawisma
  • Antiintelektualisme
  • Anti-interseks
  • Antikidal
  • Anti-Mason
  • Aporofobia
  • Audisme
  • Bifobia
  • Kronisme
  • Elitisme
  • Efebifobia
  • Stigma sosial terhadap orang gemuk
  • Gayfobia
  • Gerontofobia
  • Heteroseksisme
  • HIV/AIDS
  • Homofobia
  • Kusta
  • Lesbofobia
  • Misandri
  • Misogini
  • Nepotisme
  • Orang asing abadi
  • Pedofobia
  • Perempuan hamil
  • Sektarianisme
  • Supremasisme
  • Transfobia
    • Nonbiner
    • Transmisogini
    • Diskriminasi terhadap transpria
  • Vegafobia
  • Xenofobia
  • Ahmadiyah
  • Ateisme
  • Baháʼí
  • Buddha
  • Katolik
  • Kristen
    • pasca-Perang Dingin
  • Druze
  • Falun Gong
  • Hindu
    • Penganiayaan
    • Untouchability
  • Islam
    • Penganiayaan
  • Saksi-Saksi Yehuwa
  • Yahudi
    • Yahudi
  • LDS/Mormon
  • Neopaganisme
  • non-Muslims
  • Ortodoks Timur
  • Ortodoks Oriental
    • Kubti
  • Protestanisme
  • Rastafari
  • Sikh
  • Syiah
  • Sufi
  • Sunni
  • Zoroastrian
Etnis/kebangsaan
Manifestasi
Kebijakan diskriminasi
Melawan diskriminasi
Topik terkait
  • l
  • b
  • s

Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih istimewa dan berhak untuk merendahkan bahkan memperbudak ras lain yang dianggap lebih rendah.[1]

Beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).[2][3]

Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk setidaknya sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.

Faktor penyebab

Rasisme berkaitan dengan konsep ras di dalam masyarakat. Pembentukan rasisme dapat terjadi jika perbedaan fisik dianggap sebagai suatu hal yang penting di dalam masyarakat. Rasisme juga dapat timbul karena adanya perbedaan dari segi psikologi, ideologi dan ekonomi. Kondisi yang dapat menimbulkan rasisme di dalam masyarakat yaitu adanya beberapa kelompok ras dengan kebudayaan yang berbeda serta adanya pelembagaan ketidaksetaraan pada masing-masing ras yang saling berhubungan satu sama lain.[4]

Negara dengan kasus rasisme terburuk

Saat maraknya covid-19, rasisme kembali terjadi yaitu masyarakat Asia yang mendapat diskriminasi, karena orang-orang menganggap bahwa orang orang Asia adalah penyebab munculnya virus COVID-19. Menurut stop AAPI, setidaknya terdapat 500 insiden diskriminasi yang dialami oleh masyarakat Asia dan dari Maret 2020 hingga Februari 2021 telah mencapai 3.785 laporan.

Mayoritas laporan mencatat 68% merupakan pelecehan verbal. Sementara 11% melibatkan serangan fisik. Puncaknya terjadi pada kasus penembakan di tempat spa Asia di Atlanta yang menewaskan 8 orang pada Maret lalu.

Daftar negara yang melaporkan kasus rasisme

1. Prancis

Beberapa anak keturunan Asia seperti China, Vietnam, Korea, dan Jepang dikabarkan telah dikucilkan dan diejek oleh teman-temannya di sekolah menegah Paris. Ini karena asal-usul etnis mereka.

Restoran China, Thailand, Kamboja, dan Jepang telah melaporkan penurunan pelanggan. Skala penurunan berkisar antara 30 hingga 50%.

2. Jerman

Majalah mingguan Der Spiegel pernah menerbitkan sampul kontroversial yang dianggap oleh beberapa orang menyalahkan China atas wabah tersebut dan memicu kebencian Anti-Asia atau xenofobia.

Kedutaan Besar China di Berlin telah mengakui peningkatan kasus permusuhan terhadap warganya sejak wabah. Pada 1 Februari 2020, seorang warga negara Tiongkok berusia 23 tahun di Berlin dilaporkan menerima penghinaan rasis dan kemudian dipukuli oleh dua penyerang tak dikenal, dalam sebuah insiden yang diklasifikasikan oleh polisi sebagai "xenofobia".

3. Belanda

Kasus paling banyak ditemukan dalam beberapa kolom komentar dalam postingan mengenai virus corona.

Pada 8 Februari 2020, sekelompok mahasiswa Tiongkok yang tinggal di asrama mahasiswa Universitas Wageningen menemukan bahwa lantai mereka telah dirusak. Kerusakan termasuk bendera Cina robek dari pintu siswa dan robek serta dinding dirusak dengan penghinaan bahasa Inggris.

4. Australia

Pada tanggal 20 Maret 2020, seorang siswa yang mengenakan masker di Hobart, Tasmania diberi tahu, "Anda terkena virus" dan "kembali ke negara Anda" sebelum ditinju sehingga menyebabkan matanya memar dan kacamata pecah. Alasan penyerangan tersebut sebagian disebabkan oleh perbedaan budaya dalam penggunaan masker di budaya Timur dan Barat.

Restoran dan perusahaan China di Sydney dan Melbourne juga tercatat telah mengalami penurunan bisnis yang dramatis, dengan perdagangan menurun lebih dari 70%.

5. India

Tak hanya di dunia Barat, di India sentimen Anti-Asia dan Anti-Oriental juga berhembus kencang. Sebuah survei yang dilaksanakan The Takshashila Institution menemukan bahwa 52,8% responden India merasa istilah seperti "Virus China" dan "Pandemi Made in China" tidak bersifat rasis.

Tak hanya itu, Presiden unit Negara Bagian dari partai berkuasa Bharatiya Janata atau BJP di West Bengal Dilip Ghosh pernah menyatakan bahwa China telah "menghancurkan alam" dan "itulah mengapa Tuhan membalas dendam terhadap mereka." Pernyataan tersebut kemudian dikecam oleh konsulat China di Kolkata, menyebut mereka "salah."

Bahkan rasisme tak hanya terjadi di negara negara eropa saja bahkan di asia sendiri masih saja ada oknum oknum tidak bertanggung jawab yang sangat senang membuat huru hara di antara masyarakat.

Lihat pula

Pranala luar

Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Racism.
  • (Inggris) Does race exist? argument for the biological concept of race
  • (Inggris) Does race exist? argument against the existence of race as a biological entity
  • (Inggris) Race in-depth website about race
  • (Inggris) Racism and human rights
  • (Inggris) Institute for Race Relations

Catatan kaki

  1. ^ "racism - Definitions from Dictionary.com". 
  2. ^ "Document equating ethnocentrism with racism". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-19. Diakses tanggal 2007-01-21. 
  3. ^ "Document equating views against miscegenation with racism". 
  4. ^ Rahman, M. T. (2011). Glosari Teori Sosial (PDF). Bandung: Ibnu Sina Press. hlm. 106. ISBN 978-602-99802-0-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)


Ikon rintisan

Artikel bertopik sosiologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s