Nyanyi Panjang

Nyanyi Panjang adalah salah satu tradisi lisan masyarakat Petalangan di Kabupaten Pelalawan, Riau. Penyampaian dengan cerita yang panjang yang memerlukan empat sampai lima malam untuk diceritakan.[1] Nyanyi Panjang dibedakan menjadi Nyanyi Panjang Tombo dan Nyanyi Panjang Biasa. Nyanyi Panjang Tombo menceritakan tentang sejarah, hukum dan aturan adat. Iramanya beraneka ragam dan disesuaikan dengan isi cerita. Penyanyinya dipilih secara turun temurun dalam lingkungan keluarga.[2]

Penyajian

Nyanyi Panjang bermakna pertunjukan yang dilakukan dengan waktu yang lama. Cerita yang disampaikan merupakan warisan dari leluhur yang diperoleh secara lisan. Bahasa yang digunakan merupakan gabungan antara prosa, puisi dan pantun dengan tiap kalimat terdiri dari tiga sampai enam kata.[3] Nyanyi Panjang juga menceritakan tentang penamaan, kepemilikan, pemanfaatan dan pemeliharaan hutan tanah ulayat oleh adat. Penyajiannnya menggunakan nyanyian yang suaranya menyerupai Tekukur biasa.[4] Nyanyi Panjang menampilkan tokoh perempuan sebagai tokoh utama. Penekanan cerita dilakukan pada kecantikan yang dimiliki tokoh dalam cerita. Kecantikan dijelaskan melalu metafora benda benda langit dan tumbuhan.[5]

Referensi

  1. ^ Erni dan Herwandi 2018, hlm. 18.
  2. ^ Imelda 2013, hlm. 227–228.
  3. ^ Erni dan Herwandi 2018, hlm. 19.
  4. ^ Imelda 2013, hlm. 227.
  5. ^ Imelda 2013, hlm. 228.

Daftar pustaka

  • Erni dan Herwandi (Juni 2018). "Pendidikan Nilai Karakter dalam Tradisi Lisan Nyanyi Panjang Bujang Si Undang pada Masyarakat Suku Petalangan Provinsi Riau". Geram (Gerakan Akif Menulis). 6 (1): 17–25. doi:10.25299/geram.2018.vol6(1).1258. ISSN 2580-376X.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Imelda (Oktober 2013). "Konsep Kecantikan dalam Nyanyi Panjang" (PDF). Madah. 4 (2): 226–237.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)