Distrik Labuan Amas

Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Aktivitas pasar di pinggir sungai di Pantai Hambawang.

Distrik Labuan Amas (Lebonemas[1]) adalah bekas distrik historis yang mulai dibentuk pada tahun 1868 dan merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Batang Alai dan Labuan Amas pada zaman kolonial Hindia Belanda dahulu. Distrik Labuan Amas ibu kotanya Pantai Hambawang dan pernah dipimpin oleh

Tahun Districtshoofd Panghoeloe
1868 Kiai Toemenggoeng Karta Yoeda Negara[2] Hadji Abdoel Kapi[2]
1870 Kiai Toemenggoeng Karta Joeda Negara[3] Hadji Abdoel Kapi[3]
1871 Kiai Toemenggoeng Karta Joeda Negara[4] Hadji Abdoe 'l-kapi[4]
1899 Tomonggong Kerta Joeda Negara[5]
  • 1906 : Kiai Mohammad Salman[6]
  • 1913 : Goesti Mohamad Ali

Penduduk

Distrik Labuan Amas merupakan salah satu daerah Kesultanan Banjar yang terletak di Daerah Aliran sungai Labuan Amas.[7]

Penduduk asli Batang Labuan Amas merupakan penduduk Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Labuan Amas yang telah ditaklukan oleh mantri pangiwa Tumanggung Tatah Jiwa atas perintah maharaja Negara Dipa yaitu Ampu Jatmaka yang bergelar Maharaja di Candi.

Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan:

Sudah kemudian daripada itu maka maharaja Negara Dipa menitahkan Tumanggung Tatah Jiwa menundukkan orang batang Alai dan orang batang Hamandit serta bukitnya. Maka sekalian itu sama tunduk, tiada lagi dengan berperang lawan Tumanggung Tatah Jiwa itu. Maka sekaliannya mereka itu tunduk karena patuh tata perintahnya Tumanggung Tatah Jiwa. Maka sekalian menteri-menteri sakai itu sama dibawa olehnya Tumanggung Tatah Jiwa itu menghadap maharaja Negara Dipa itu dengan persembahannya . Maka kata raja Negara Dipa: "Hai sekalian kamu menteri sakai, engkau kuserahkan pada Tumanggung Tatah Jiwa itu memerintahkan kamu. Maka pada tiap-tiap musim jangan kamu menanti dimudiki, kamu hantarkan sendiri upeti kamu. Jangan lalai, manakala kamu lalai niscaya beroleh perintah kesakitan." Maka sembah sekalian menteri sakai itu: Hamba junjung sabda tuanku itu atas batu kepala patik."[8]

Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan pula:

Tatkala Aria Magatsari menyerang menundukkan segala orang batang Tabalong dan batang Balangan dan batang Pitap dan serta bukitnya itu membawa orang seribu, dan Tumanggung Tatah Jiwa membawa orang seribu tatkala ia menundukkan orang batang Alai dan Hamandit dan Labuhan Amas serta bukitnya itu. Jumlahnya orang dua ribu itu seorang pun itu tiada mati, daripada bijaksananya Aria Magatsari dan Tumanggung Tatah Jiwa itu. Maka sekalian merek itu tunduk dan kasih hatinya itu.[8]

Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Suku Banjar yang mendiami wilayah bekas distrik ini disebut Orang Labuan Amas/Orang Pantai Hambawang. Sedangkan suku Dayaknya disebut Dayak Haruyan.

Referensi

  1. ^ (Belanda) Nederlandsch-Indië (1838). "Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië". 1–2. Lands-drukk.: 6. 
  2. ^ a b (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1868). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 41. Lands Drukkery. hlm. 138. 
  3. ^ a b (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1870). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 43. Lands Drukkery. hlm. 180. 
  4. ^ a b (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1871). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. hlm. 197. 
  5. ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  6. ^ Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indie (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies. 1906. hlm. 243.  Parameter |vol= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan)
  7. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1826). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda) (edisi ke-3). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. hlm. 46. 
  8. ^ a b (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X

Pranala luar

  • Tujuh Keluarga Besar di Barabai Kalimantan Selatan [pranala nonaktif permanen]


  • l
  • b
  • s