Daro

Daro adalah permainan rakyat dari Jambi yang hanya terdapat di kabupaten Sarolangun Bangko dan tidak ditemui di kabupaten lain dalam Provinsi Jambi.[1] Permainan ini biasa dimainkan pada saat perkawinan, menanjak padi, dan pada saat keramaian lainnya.[1] Permainan ini dapat dilakukan oleh semua kelompok masyarakat tanpa memerlukan persyaratan khusus.[2]

Petunjuk permainan

Pemain berjumlah 2 orang, biasanya berusia antara 8 sampai 15 tahun dan biasanya dimainkan antara jam 08.00 sampai 17.30 waktu setempat.[2] Permainan ini biasanya dilakukan di halaman rumah, lapangan, atau ruang terbuka lainnya.

Peralatan permainan

Peralatan yang digunakan adalah dua buah sayak (Tempurung). Sayak sudah ditembuk (dilubangi) dengan antan (alu) agar sayak dapat berputar sewaktu permainan berlangsung.

Aturan bermain

Permainan diundi dengan jalan syut untuk menentukan siapa yang harus membidik dan yang harus memasang. yang menang berhak membidik dahulu sementara yang kalah harus memasang terlebih dahulu.

Setelah diundi, pemain menentukan jarak antara pembidik dan pemasang. Biasanya antara 5-7 meter serta pemain menentukan berapa kali permainan akan dilakukan.

Siapapun yang kalah harus mendukung pemain yang menang sejauh 100 meter pulang-pergi.

Skor bertambah apabila pembidik dapat membidik sayak pemasang, masing-masing bidikan yang menang dihitung sebagai 1 poin.

Cara bermain

Dengan jarak 5-7 meter yang sudah ditentukan, pemain berdiri tegak dengan sayak di antara kedia tumit mereka. Sayak dalam keadaan terlentang. Pembidik sambil memutar sayak tadi dengan tumit kanannya melakukan tembakan ke arah sayak pemasang yang berada di kedua tumitnya. Sayak yang ditembakkan apabila sayak si pemasang terkena dan terlepas dari kakinya maka pembidik dianggap menang. Pembidik akan terus melakukan tembakan hingga pembidik kalah. Apabila pembidik kalah, maka pemain bertukar peran.

Referensi

  1. ^ a b Permainan Rakyat Daerah Jambi. 1984: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. hlm. 24. 
  2. ^ a b Permainan Rakyat Daerah Jambi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. hlm. 25. 
  • l
  • b
  • s