Api

Api yang berkobar membakar kayu dan ranting pohon
Api unggun

Api, pawaka[1], atau geni adalah oksidasi cepat suatu bahan (bahan bakar) dalam proses kimia eksotermik dari pembakaran, yang mengakibatkan pelepasan panas, cahaya, dan berbagai produk reaksi.[2][a] Panas yang dihasilkan api disebabkan oleh perubahan ikatan rangkap lemah dalam molekul oksigen, O2, menjadi ikatan yang lebih kuat, menghasilkan karbon dioksida dan air, serta melepaskan energi (418 kJ per 32 g O2); energi ikatan bahan bakar sebenarnya hanya memainkan peran kecil di sini.[3] Pada titik tertentu dalam reaksi pembakaran akan muncul nyala api, yang disebut titik pengapian. Nyala api adalah bagian api yang terlihat. Api terutama terdiri dari karbon dioksida, uap air, oksigen dan nitrogen. Jika cukup panas, gas bisa terionisasi untuk menghasilkan plasma.[4] Tergantung pada zat yang menyala, dan zat lain yang ikut tercampur, warna nyala api dan intensitas api bisa berbeda-beda.

Nyala api yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kebakaran besar, yang berpotensi menyebabkan kerusakan. Kebakaran adalah proses penting yang mempengaruhi sistem ekologi di seluruh dunia. Kebakaran memiliki efek positif seperti merangsang pertumbuhan dan memelihara berbagai sistem ekologi. Efek negatifnya, kebakaran berbahaya bagi kehidupan dan harta benda, menyebabkan polusi atmosfer serta kontaminasi air.[5] Jika kebakaran menghilangkan vegetasi pelindung, hujan deras dapat menyebabkan peningkatan erosi tanah oleh air.[6] Selain itu ketika vegetasi dibakar, nitrogen yang dikandungnya dilepaskan ke atmosfer, tidak seperti unsur-unsur seperti kalium dan fosfor yang tetap berada di abu dan dengan cepat didaur ulang ke dalam tanah. Hilangnya nitrogen yang disebabkan oleh kebakaran akan menghasilkan pengurangan kesuburan tanah dalam jangka panjang. Namun, kesuburan tanah mungkin tetap bisa dipulihkan, karena molekul nitrogen di atmosfer "terikat" dan diubah menjadi amonia oleh fenomena alam seperti kilat dan tanaman polong-polongan yang bersifat "pengikat nitrogen" seperti semanggi, kacang polong, dan kacang hijau.

Api telah digunakan oleh manusia dalam ritual, dalam pertanian untuk membuka lahan, untuk memasak, menghasilkan panas dan cahaya, untuk memberi sinyal, tujuan penggerak, peleburan, penempaan, pembakaran sampah, kremasi, dan sebagai senjata atau cara pemusnahan. Kemampuan mengendalikan api adalah perubahan dramatis dalam kebiasaan manusia purba. Membuat api untuk menghasilkan panas dan cahaya memungkinkan manusia memasak makanan, sekaligus meningkatkan variasi dan ketersediaan nutrisi dan mengurangi penyakit dengan membunuh organisme dalam makanan.[7]

Lihat pula

Referensi

Catatan

  1. ^ Proses oksidatif yang lebih lambat seperti perkaratan atau pencernaan tidak termasuk dalam definisi ini.

Kutipan

  1. ^ (Indonesia) Arti kata pawaka dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. ^ "Glossary of Wildland Fire Terminology" (PDF). National Wildfire Coordinating Group. November 2009. Diakses tanggal 2008-12-18. 
  3. ^ Schmidt-Rohr, K (2015). "Why Combustions Are Always Exothermic, Yielding About 418 kJ per Mole of O2". J. Chem. Educ. 92 (12): 2094–99. Bibcode:2015JChEd..92.2094S. doi:10.1021/acs.jchemed.5b00333 alt=Dapat diakses gratis. 
  4. ^ Helmenstine, Anne Marie. "What is the State of Matter of Fire or Flame? Is it a Liquid, Solid, or Gas?". About.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-24. Diakses tanggal 2009-01-21. 
  5. ^ Lentile, et al., 319
  6. ^ Morris, S. E.; Moses, T. A. (1987). "Forest Fire and the Natural Soil Erosion Regime in the Colorado Front Range". Annals of the Association of American Geographers. 77 (2): 245–54. doi:10.1111/j.1467-8306.1987.tb00156.x. 
  7. ^ J. A. J. Gowlett; R. W. Wrangham (2013). "Earliest fire in Africa: towards the convergence of archaeological evidence and the cooking hypothesis". Azania: Archaeological Research in Africa. 48:1: 5–30. doi:10.1080/0067270X.2012.756754.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Sumber

  • Haung, Kai (2009). Population and Building Factors That Impact Residential Fire Rates in Large U.S. Cities. Applied Research Project. Texas State University.
  • Karki, Sameer (2002). "Community Involvement in and Management of Forest Fires in South East Asia" (PDF). Project FireFight South East Asia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal February 25, 2009. Diakses tanggal 2009-02-13.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Kosman, Admiel (January 13, 2011). "Sacred fire". Haaretz.
  • Lentile, Leigh B.; Holden, Zachary A.; Smith, Alistair M. S.; Falkowski, Michael J.; Hudak, Andrew T.; Morgan, Penelope; Lewis, Sarah A.; Gessler, Paul E.; Benson, Nate C (2006). "Remote sensing techniques to assess active fire characteristics and post-fire effects". International Journal of Wildland Fire. 3 (15): 319–345. doi:10.1071/WF05097. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-12. Diakses tanggal 2021-08-27. 

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Fire.
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Fire.
  • How Fire Works at HowStuffWorks
  • What exactly is fire? from The Straight Dope
  • On Fire, an Adobe Flash–based science tutorial from the NOVA (TV series)
  • "20 Things You Didn't Know About... Fire" from Discover magazine
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Umum
  • Integrated Authority File (Jerman)
Perpustakaan nasional
  • Prancis (data)
  • Amerika Serikat
  • Jepang
  • Republik Ceko
  • Polandia
Lain-lain
  • National Archives (US)
    • 2


  • l
  • b
  • s